Saya tidak dapat membayangkan bagaimana caranya orang waktu itu dapat membuat bangunan seindah itu di tempat yang demikian sulit berbatu karang dan berupa bukit yang cukup tinggi padahal sayapun ngos-ngosan kelelahan untuk dapat mencapai bangunan gereja yang merupakan puncaknya. Bahkan kalau dibandingkan dengan jaman sekarang dengan bentuan peralatan dan teknologi yang sudah maju, seperti mesin derek, pengaduk beton bahkan helikoter untuk membawa bahan bangunan ke atas, tetap saja bukan merupakan pekerjaan yang gampang, apalagi pada saat itu .
Pintu Gerbang - Sumber : Koleksi Pribadi
Untuk memasuki kompleks ini kita melalui pintu gerbang yang seperti pintu gerbang sebuah Benteng lengkap dengan jeruji besi yang dibuka dan ditutup dengan sebuah rantai dan kerekan.
Restoran danToko-toko Souvenir - Sumber : Koleksi Pribadi
Di dalam kompleks wisata ini terdapat berbagai toko yang menjual Souvenir dan rumah makan sehingga penginjung dapat berbelanja oleh-oleh dan juga bisa ke restoran untuk sekedar melepas lelah sambil makan dan minum menu pilihan kesukaan kita.
Selain toko-toko souvenir dan rumah makan ternyata di dalam kompleks ini ada kapel kecil untuk tempat berdoa dan juga pemakaman, di dalam Kapel itu ada tulisan bahwa siapapun boleh berdoa dan bila tidak bisa berdoa boleh hanya menyalakan lilin yang tersedia.
Inilah salah satu mahakarya hasil peradaban yang begitu monumental dari orang-orang jaman dahulu sehingga pantas mendapat predikat sebagai Situs Warisan Dunia dari Badan Dunia UNESCO.
Salam.