Mereka bukan saja ramah bahkan sangat toleran dan tahu makanan apa saja yang saya tidak boleh memakannya dan tidak pernah bertanya mengapa, kalau minuman memang selalu menyediakan anggur (wine) tapi mereka selalu bertanya apakah saya mau atau tidak sehingga paling-paling saya minum juice tapi pernah meminum apperitive yang tebuat dari buah-buahan difermentasi. Dari kesempatan makan siang bersama ini saya mengetahui makanan-makanan mereka yang lezat dan sesuai dengan citarasa saya diantaranya, Confit de canard yaitu Goreng Bebek, Pot au Feu yaitu Sop Buntut ala Perancis, Foie gras yang biasa dimakan bersama roti sebagai makanan pembuka (entree) dan
sebagainya.
Kebanyakan dari mereka jarang yang mengetahui secara detail tentang Indonesia dan yang paling mereka ketahui tentang Indonesia adalah negara dengan jumlah Gunung Berapi terbanyak di dunia sehingga mereka mengatakan takut pergi ke Indonesia karena takut dengan letusan gunung berapi tersebut, saya cuma tertawa saja mendengarnya karena walaupun memang banyak gunung berapi akan tetapi tidak bergiliran meletus saban hari. Tapi uniknya di kota Cholet ada sebuah toko yang bernama Indonesia dan bangga sekali saya melihatnya sehingga toko tersebut saya ambil gambarnya dengan istri dan anak lelaki saya sebagai modelnya.
Dari kurang lebih 1 bulan keberadaan saya di Perancis waktu itu warga Perancis yang dapat berbahasa Inggris dengan baik yang saya temukan bisa dihitung dengan jari tangan entah karena mereka sangat mencintai dan bangga terhadap bahasanya atau karena alasan lainnya.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H