Keterlibatan masyarakat lokal juga menjadi kunci dalam keberlangsungan industri ini. Sistem kerja yang fleksibel memungkinkan pekerja untuk membawa sebagian pekerjaan ke rumah, menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, industri tenun ikat Bandar Kidul menunjukkan tanda-tanda positif. Yisna menjelaskan bahwa penjualan pada tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun sempat mengalami penurunan akibat inflasi dan kenaikan harga bahan baku.
KESIMPULAN
Tenun ikat Bandar Kidul merupakan warisan budaya yang berharga, mencerminkan kekayaan tradisi dan keterampilan masyarakat Kediri. Meskipun menghadapi berbagai tantangan di era modern, upaya pelestarian dan inovasi terus dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungannya.
Untuk menjamin masa depan tenun ikat Bandar Kidul, diperlukan sinergi antara pemerintah, pengrajin, dan masyarakat. Dukungan pemerintah dalam bentuk promosi dan pelatihan, inovasi dari para pengrajin, serta apresiasi masyarakat terhadap produk lokal akan menjadi kunci dalam melestarikan dan mengembangkan tenun ikat Bandar Kidul sebagai identitas budaya yang hidup dan relevan di era modern.
Dengan mempertahankan kualitas tradisional sambil beradaptasi dengan tuntutan pasar modern, tenun ikat Bandar Kidul memiliki potensi untuk terus berkembang. Peningkatan kesadaran akan nilai kultural dan kualitas produk lokal di kalangan konsumen akan menjadi faktor penting dalam menjamin keberlanjutan industri ini di masa depan. Namun, optimalisasi pemanfaatan platform digital dan peningkatan kapasitas SDM dalam pemasaran digital perlu menjadi fokus utama untuk menghadapi tantangan di era digital.
Penulis : Alfarizal Khafidz Qoirul AkhlakyÂ
Program Studi Film dan Televisi, Institut Seni Indonesia SurakartaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H