Kita seringkali merasa "minder" atau kehilangan rasa percaya diri ketika menyaksikan postingan orang - orang di sosial media yang terlihat seolah lebih bahagia, lebih mesra, atau lebih sejahtera daripada kondisi hidup kita. Padahal semuanya hanya bersifat semu dan palsu sebab kecendrungan orang memang tidak ingin menampilkan sisi buruknya di dunia maya.
Ingat, dibalik kebahagiaan dan kecantikan orang - orang di postingannya, ada beban psikologis yang ia harus tanggung seperti seberapa banyak like dan komentar yang ia harus dapatkan atau views yang akan menyaksikan. Â Jika ekspektasi tidak sesuai harapan, maka hanya kemurungan yang dihasilkan, sebab ternyata postingannya ditafsirkan biasa saja.
Maka betapa dangkalnya standar berfikir kita, jika selalu mendefinisikan kemanusiaan seseorang hanya melalui tingkat popularitasnya yang berwujud ribuan like dan komentar. Kita selalu fokus pada bungkusan, abai pada isi, sibuk mementingkan tampilan luar, lupa pada perkara hakiki.
Sudahkah kita mengenal diri sendiri ? atau jangan - jangan kita belum tahu siapa diri ini.
Selamat berfilsafat...
Dan Selamat Memperingati Hari Filsafat Sedunia, November 2018 (take bir).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H