Area belakang rumah kakek adalah kebun berbagai jenis tanaman dan ada puluhan ayam kampung peliharaannya. Rumah kakek dan kebun hanya dibatasi dinding dan pintu yang terbuat dari seng. Kebetulan, jenazah kakek dimandikan di tempat mencuci. Tempatnya terletak persis di balik dinding yang menyekat kebun dan rumah. Nampak jelas pucuk-pucuk pohon dari dinding pembatas yang tidak begitu tinggi. Tapi, alhamdulilah. Aku masih mampu mengontrol diri. Dan tak mau melihat ke arah bayang itu hingga. Sehingga jenazah kakek masih kugenggam erat dan sesekali aku membasuh tubuh dan menyabuninya.
Malam itu, benar-benar malam ujian bagiku. Aku berpikir dan berpikir tentang bagaimana melihat hal-hal gaib. Tapi, ujian itu tidak berlangsung lama. Paman dan ibu berbicara di dalam kamar yang kebetulan sejak memandikan jenazah kakek, aku berada di dalam ruang itu.
"Bapak itu punya pegangan, kak. Alhamduliah dia meninggal tidak begitu sulit. Apa mungkin pegangannya hilang begitu saja tanpa bantuan orang pintar?" ujar pamanku yang memang dia adalah adik dari ibuku.
"Seminggu yang lalu, ustaz sudah kemari. Saat bapak mengerang kesakitan dan ketakutan, dia membacakan beberapa ayat qur'an untuk mengeluarkan beberapa pegangan bapak. Katanya, memang masih ada yang belum keluar semua. Dan pegangan yang itu akan keluar dengan sendirinya setelah menemukan tubuh yang cocok. Bisa jadi akan pindah untuk keturunannya. Tapi, ustaz itu tidak tahu siapa keturunan yang dipilih," jawab ibuku.
Sontak aku berhenti memainkan ponsel pintar. Aku teringat bagaimana pandangan mata kakek ke arahku saat sebelum mengembuskan napas terakhir. Aku juga teringat bagaimana eratnya menggenggam tanganku.
"Apakah itu tanda kalau kakek mewarisi pegangannya itu untukku?" batinku
Tak lagi banyak pertanyaan yang membebani pikiran dan perasaan ini setelah mendengar percakapan paman dan ibu. Aku mulai yakin, kakek memang mewarisi pegangan itu kepada cucunya ini. Karena, sejak kejadian malam itu, hari-hari yang kulalui lebih akrab dengan dunia gaib. Jika ada kesempatan, aku akan menceritakan kisah-kisah penglihatanku. Mungkin, bisa dijadikan pelajaran atau pengalaman.
2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H