Mohon tunggu...
Alfa Riezie
Alfa Riezie Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengarang yang suka ihi uhu

Muhammad Alfariezie, nama yang memiliki arti sebagai Kesatria Paling Mulia. Semua itu sudah ada yang mengatur. Siapakah dan di manakah sesuatu itu? Di dalam perasaan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dari Bontang ke Bukit Sakura

3 Maret 2021   11:50 Diperbarui: 3 Maret 2021   12:10 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jalan-jalan atau bepergian ke kota Bandarlampung, kurang lengkap jika tak mengunjungi tempat-tempat wisatanya. Seperti Husni Husen, pengunjung yang berasal dari Sangatta Bontang, Kalimantan Timur.

Dia sengaja mengunjungi Bukit Sakura untuk menghilangkan rasa lelah, penat serta sumpek. Dari analisanya, Bukit Sakura memiliki karakteristik perbukitan yang dapat meringankan mumetnya pikiran.

Hari Minggu, 28 Februari 2021, Husni Husen menikmati pesta pernikahan saudaranya. Suasana pesta yang tidak pernah sepi adalah penyebab dirinya perlu refresing. Menurutnya, salah satu tempat yang pas untuk menenangkan pikiran dan mengembalikan semangat serta rasa nyaman adalah mengunjungi destinasi wisata alam yang berpadu dengan ornamen modern serta klasik nan unik. Salah satunya destinasi wisata Bukit Sakura.

Ada dua rute alternatif menuju lokasi destinasi wisata Bukit Sakura. Pertama, bisa melalui jalan Batukalam, Langkapura, Kemiling. Untuk rute yang kedua, bisa melalui daerah Palang Besi Kemiling, lalu masuk ke Gang Sakura.

Menurut Husni Husen, untuk mengunjungi tempat wisata yang memiliki banyak pondokan dan spot foto itu, tidak sulit. Selain aksesnya yang cukup baik, yakni bisa dilalui semua kendaraan, faktor lainnya adalah karena semua warga setempat mengetahui letak destinasi wisata Bukit Sakura.

Husni Husen menjelaskan, Bukit Sakura sudah terkenal. Dia mengetahui tempat ini bukan dari keluarganya di Bandarlampung. Melainkan, bapak yang suka mengenakan kaca mata hitam itu, mengetahui Bukit Sakura dari youtube dan sosial media.

Husni Husen datang ke Bukit Sakura mulai pukul 12.00 Wib. Di sini, dia langsung naik ke jembatan berwarna kuning. Jembatan ini berada di paling atas halaman bukit sakura. Tepatnya, berada di samping panggung acara dan di atas cottage.

Di atas jembatan yang terdapat bunga-bunga pada penyanggahnya itu, Husni Husen menikmati pemandangan alam dan kota. Dia memandang hijaunya alam perbukitan kemiling serta memandang kesederhanaan kota Bandarlampung yang diapit bukit-bukit hijau dan laut. Selain itu, tentu saja dia menikmati pemandangan serpihan awan di bawah luasnya langit yang biru dan jernih.

Destinasi Wisata yang  Tidak Menguras Keuangan

Bukit Sakura adalah salah satu destinasi wisata yang tidak menguras keuangan. Tiket masuk dan biaya parkir masih cukup terjangkau.

Sepuluh ribu rupiah adalah harga tiket masuk untuk satu orang. Sedangkan untuk parkir, menurut pengelola administrasi Bukit Sakura, Senin, (1/2), tiga ribu rupiah adalah harga untuk parkir satu motor. Sedangkan untuk parkir satu mobil, biaya saat ini masih Rp 10.000.  

Pengelola Bukit Sakura pun menyediakan tempat makan. Menu makan andalannya adalah ayam geprek dan ikan mas bakar. Sedangkan untuk minumnya adalah es campur. Selain itu, di halaman atas Bukit Sakura, tersedia juga panggung untuk acara musik atau yang lain.

Pengelola telah menyediakan waktu dan tempat bagi masyarakat yang ingin menyelenggarakan acara, sebut saja seperti reunian. Pengelola memang ingin selalu membari pelayanan dan kesan yang baik kepada pengunjung.

Berkat ketulusan dan kerja keras pengelola dan para pekerja, Bukan hanya Husni Husen yang berkunjung ke destinasi wisata ini. Tapi, ada juga rombongan Study Tour dari Bandung. Mereka tahu keindahan Bukit Sakura dari media sosial Instagram.

Menjaga Ketertiban Umum

Bukit Sakura mulai buka pukul delapan pagi sampai jam sembilan malam. Pada jam delapan pagi, ada beberapa pengunjung yang ingin memotret keindahan langit.

Pengelola Bukit Sakura sengaja menutup destinasi wisatanya pada pukul sembilan dan maksimal sepuluh malam pada hari libur, demi menjaga ketertiban umum. Selain itu, pengelola ingin menjaga kondisi kesehatan karyawan.

Lentera Merah Tergantung di Sepanjang Jalan Masuk

Bukit Sakura adalah destinasi wisata yang memadukan keindahan alam, keindahan  budaya tradisional Jepang dan Korea serta keunikan dari Belanda. Dari awal pintu masuk, pengelola Bukit Sakura sudah menyuguhkan pernak pernik khas Jepang. Pada lentera berwarna merah yang tergantung di sepanjang jalan masuk, terdapat tulisan huruf-huruf yang asing di Indonesia.

Husni Husen mengaku senang bisa berlibur ke Bukit Sakura. Setelah lelah berjalan kaki dari tempat parkir, dia bisa memesan es campur.

Pemanasan pun sudah hingga tubuh agak berkeringat. Istirahat sejenak sembari minum es dan melihat pemandangan juga sudah. Kalau begitu, kurang asyik jika duduk-duduk saja.

Selain jembatan yang tadi menjadi spot foto pertama Husni, Bukit Sakura memiliki spot foto lain yang tidak kalah menarik dari jembatan berwarna kuning. Di halaman atas, ada juga spot foto yang terbuat dari kayu dan akar gantung. Spot foto ini nyaris berbentuk love. Dari sana, terlihat pemandangan kota Bandarlampung serta hijaunya bukit-bukit di sekitarnya. Selain itu, terlihat juga halaman tengah dan halaman bawah Bukit Sakura yang luas.

Lalu, jika lelah dan ingin tidur-tiduran sejenak sembari menikmati angin sepoi-sepoi ala perbukitan, bagaimana? Apakah bisa?

Jangan khawatir. Bukit sakura menyediakan pondok yang bisa digunakan untuk 3 hingga 4 orang.

Bayar tidak untuk menikmati fasilitas itu? Pengelola Bukit Sakura sengaja menggratiskan fasilitas pondok khusus untuk masyarakat yang ingin menikmati alam perbukitan dan suasana tradisional Indonesia, Jepang, Korea dan Belanda.

Pondok-pondokan Bukit Sakura tersebar di berbagai tempat. Di halaman atas ada, di halaman tengah ada dan di bagian bawah pun ada.
 
Pengunjung pun diperbolehkan jika ada yang membawa makanan. Tapi, makannya di halaman bawah. Di sana, halamannya luas. Selain itu, terdapat wahana bermain anak. Wahana di halaman bawah, ada rumah-rumahan jamur, ada air mancur, ada taman bunga dan ada jembatan di atas kolam air.

Berapa anak berusia lima hingga sepuluh tahun senang sekali bisa bermain lari-larian di halaman bawah Bukit Sakura yang luas. Orang tua pun tidak khawatir. Pengelola sudah memagari tiap sisi lokasi wisata di halaman paling bawah Bukit Sakura. Tujuannya hanya satu, yaitu menjaga keselamatan pengunjung.

Kalau pengunjung lupa membawa minum pun, pengelola sudah menyediakan outlet yang menjual es dawet dan obaba. Obaba adalah minuman Taiwan yang terkenal di Korea. Selain itu, pengelola pun menyediakan tempat untuk menikmati minuman yang terbuat dari tapioka itu.

Untuk halaman atau bagian tengah Bukit Sakura pun tidak kalah menarik. Dari sini, pengunjung bisa menyaksikan indahnya warna-warni bagian bawah destinasi wisata ini. Terlihat jelas keindahan rumah-rumahan jamur yang berpadu dengan warna hijau daun dan permukaan air dari kolam ikan.

Selain itu, di bagian tengah Bukit Sakura ada kincir angin seperti di Belanda. Di sisi kincir angin, pengunjung bisa berfoto. Ada juga beberapa pengunjung yang berfoto menggunakan kostum jepang. Selain itu, karena bagian tengah ini memiliki jalan yang menyerupai gang yang terdapat seperti gapura khas desa di Jepang, ada pengunjung yang tik-tokan lho.

Terbentuk karena Komentar dari Masyarakat Sekitar

Kalau ada yang mengatakan destinasi wisata Bukit Sakura Keren, ya sudah pasti. Tapi, Bukit Sakura tidak mungkin dikunjungi Husni Husen dari Sangatta Bontang, Kalimantan Timur, jika pemilik tempat ini tidak mendengarkan masyarakat sekitar.

Jadi, pemilik tempat ini, tidak pernah berpikir akan membuka tempat wisata. Tempat ini, pada awal pembangunan, hanya akan dibangun villa pribadi. Namun, pada masa pembangunan, banyak masyarakat sekitar kecamatan Kemiling yang berkunjung ke lokasi. Di sana, walau tempatnya belum jadi dan hanya menyuguhkan hamparan tanah kosong yang sedikit ditumbuhi rumput-rumput gajah di bagian atasnya saja--- masyarakat sudah berfoto dan memosting di instagram.

Pada suatu hari, ada beberapa pengunjung yang mengatakan keinginan atau minatnya kepada pemilik tanah. Pengunjung tersebut bertanya tentang kenapa tidak membangun tempat ini sebagai destinasi wisata. Dari pertanyaan itu, jadilah Bukit Sakura sebagai destinasi wisata.

Sebelum seperti ini, Bukit Sakura hanyalah kebun jati. Sekarang, Bukit Sakura tidak hanya dikunjungi orang dari berbagai daerah, mulai dari Palembang hingga Bontang. Tapi, saat ini, tempat rekreasi Bukit Sakura memiliki kolam renang.

Tiket masuknya Rp 20.000. Selain itu, lokasi yang asyik dan sejuk ini, sudah menyerap tenaga kerja yang terdiri dari juru parkir, pengurus kantin, kebersihan hingga administrasi.

Muhammad Alfariezie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun