Dengan segala kelebihan yang ada, masih sangat disayangkan kalau novel sekelas Ayat-Ayat Cinta 2 ini masih banyak tulisan yang salah ketik (typo), apalagi kesalahan nama tokoh utama Fahri berganti Fahmi. Mungkin Kang Abik masih susah move on dengan cerita Fahmi di novel Api Tauhidnya. Namun kesalahan tersebut masih bisa ditolerir mengingat ini baru cetakan pertama (november 2015) dan sama sekali tidak memberi efek berarti dalam keutuhan cerita.
Novel setebal 697 ini benar-benar layak disebut novel pembangun jiwa sesuai dengan tagline judulnya. Tak hanya itu, novel ini sekaligus sebagai revolusi mental bagi generasi muda muslim kita. Walau demikian, novel ini sangat layak untuk dibaca oleh semua kalangan, karena isi dan pesannya yang tak terbatasi umur. Mungkin karena sarat akan pesan moral tersebut, sampai sekarang novel ini masih bisa bertengger di rak top 10 buku best seller. Semoga resensi ini bermanfaat.
“Ada saat-saat manusia dihadapkan dua pilihan yang tampaknya sederhana namun sesungguhnya tidak sederhana. Bahkan jika mau, ia bisa tidak memilih keduanya dan justru memilih yang ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya. Ada banyak pilihan langkah dan amal. Ada yang baik dan utama sekali, ada pula yang biasa. Ada yang dosa, dan ada yang dosanya berlipat ganda.” (hal. 471)
Judul : Ayat-Ayat Cinta 2
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Tebal : 697
Terbit : November 2015
ISBN : 978-602-0822-15-0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H