Mohon tunggu...
Alfa Nurlaila
Alfa Nurlaila Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan UB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Pemilihan Pengurus Kelas

17 Mei 2019   21:32 Diperbarui: 18 Mei 2019   01:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Beberapa diantara kita biasanya kalo ada acara pemilihan pengurus kelas sukanya nunjuk-nunjuk teman yang lain biar dirinya sendiri nggak dipilih jadi pengurus kelas.

Hayo, yang merasa suka nunjuk-nunjuk orang lain...

Atau kamu malah korban dari penunjukan temanmu?

     Coba aja nih cara memilih pengurus kelas...

    1. Mengajukan Diri

        "Aku siap jadi ketua kelas."

        Wiih, kalo ada temanmu yang kayak gini patut diacungi 2 jempol atau kalo perlu kasih tepuk tangan yang meriah deh. Jarang loh, ada teman yang mau mengajukan diri jadi pengurus kelas apalagi siap sedia jadi ketua kelasnya. Biasanya, kalo di kelas ditanya, "Siapa yang mau jadi ini-itu?" Seisi kelas pasti langsung hening. Jadi, beruntung banget kelasmu kalo banyak dari temanmu yang bersedia buat jadi pengurus kelas. Terutama buat kamu-kamu yang ogah disuruh-suruh.

        Kelebihannya, mereka yang bersedia mengajukan dirinya sendiri lebih tahu kapasitas masing-masing buat menjabat ketua kelas/sekretaris/lain-lain karena mereka tahu kemampuan mereka sendiri dan bidang yang akan digeluti.

    2. Pemilu/Voting

        Pemilu disini banyak macamnya. Ada yang modelnya tiap anak mengajukan kandidat, setelah itu baru diadakan pemungutan suara. Ada pula yang seisi kelas menyepakati beberapa kandidat, baru pemungutan suara.

        Cara ini biasanya digunakan kalo seisi kelas udah saling kenal dengan baik. Jadi, yang menilai cocok atau enggaknya seseorang jadi pengurus kelas adalah temannya sendiri. Cara ini paling demokratis.

        Kelebihannya, seisi kelas udah sepakat dengan bulat buat mengangkat pengurus kelas.

        Kekurangannya, biasanya butuh waktu lebih mulai dari pemungutan suara sampai dengan penghitungan suara. Ditambah lagi kalo ada kampanyenya, bisa-bisa nyedot uang kas juga. Kecuali kalo kalian pake teknologi terbaru sih, voting online.

    3. Diundi

        Cara ini mirip kayak arisannya ibu-ibu PKK.

        Cara I: Pas milih ketua kelas, ambil salah satu kertas undian, yang namanya tertulis di kertas, dialah pemenangnya, eh maksudnya yang jadi ketua kelasnya. Dan seterusnya.

        Cara II: Cara ini kebalikannya dari cara pertama. Kalo tadi yang ditulis di kertas adalah nama-nama tiap anak, di cara ini yang ditulis di kertas adalah tulisan jabatan. Jadi, tiap anak mengambil kertas yang udah disiapkan. Yang mendapatkan tulisan 'Ketua Kelas', maka dia jadi ketua kelasnya. Yang mendapatkan tulisan 'Sekretaris', maka dia jadi sekretarisnya. Dan seterusnya. Nah, yang mendapat kertas kosong, ZONK!! Coba lagi di periode selanjutnya, ya...

        Kelebihannya hanya buat kelas yang males milih pengurus kelas. Soalnya kalo nggak diadakan pengundian, nggak akan ada yang mau jadi pengurus kelas.

        Kekurangannya, rempong bikin kertas undiannya. Selain itu, biasanya jabatan dipegang oleh orang yang kadang nggak sesuai dengan kemampuannya.

    4. Ditunjuk

        Cara yang paling praktis dan cepat. Terutama buat kelas yang penghuninya males disuruh ini-itu di kelas. Tapi tetep aja cara ini juga banyak kekurangannya. Kalo ditunjuk oleh sesama teman, kesannya jadi asal-asalan banget karena pasti semua orang yang ditunjuk ogah jadi pengurus kelasnya

        Jadi biar semuanya adil dan nggak ada yang merasa terbebani, pengurus kelas ditunjuk sama wali kelasnya aja deh.

Semua cara ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tergantung kesepakatan kelasmu.

Sumber: Pengalaman dan otak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun