Sikap seseorang membandingkan budaya atau kelompok lain yang didasari penilaian subjektif dan memang bahwa kebudayaannya paling superior dibanding kebudayaan lain. Budaya miliknya adalah budaya yang terbaik dibandingkan budaya orang lain. Hal ini merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh manusia dalam mengikuti dan menuruti naluri biologisnya. Sikap ini akan menimbulkan dampak negatif, diantarnya memicu terjadinya konflik antar masyarakat, kesulitas dalam melakukan penyesuaian budaya, menghambat jiwa kebangsaat seseorang, menurunkan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
2. Nilai edubudaya dalam tradisi Kit Oba Isago
Dalam proses ritual ini bukan hanya sekedar memasak bersama, namun tradisi ini memiliki nilai makna yang mendalam, yakni sebagai bentuk syukur terhadap berkah dan keselamatan yang diberikan Tuhan, untuk mewujudkan rasa syukur kepada Sang Pemberi kehidupan, sebagai simbol solidaritas yang kuat, simbol perdamaian, toleransi, kerja sama, dan kekeluargaan. Bakar batu ini juga sebagai alat bersilaturahmi dengan keluarga dan sanak saudara, menyambut kabar bahagia, media perdamaian antar kelompok, mengumpulkan prajurit untuk berperang (pesta setelah berperang).
Dengan adanya nilai-nilai budaya tersebut memberikan pengetahuan edukasi. Kebudayaan merupakan bagian dari pendidikan, keduanya saling mendukung dan melengkapi sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Budaya dalam pendidikan menjadi inti dari suatu proses. Semakin tinggi kebudayaan maka semakin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya. Dengan adanya nilai-nilai luhur budaya menjadi tonggak hidup masyarakat yang berbudi pekerti serta memiliki wawasan yang luas akan pengetahuan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H