Usai menjajal simulator, Sandiaga kemudian mengimbau BMKG untuk meningkatkan edukasi terkait mitigasi bencana kepada anak-anak usia SD dan SMP. Usai berkunjung ke Jepang beberapa hari yang lalu, Sandiaga bahkan terinspirasi untuk membuat taman hiburan mengenai pencegahan bencana di Jakarta.
"Jadi semacam edutainment. Semacam Dufannya lah. Tapi Dufannya ini bisa mensimulasikan bencana seperti apa," kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, di taman hiburan tersebut akan ada simulasi gempa di dalam lift atau ruangan. Nantinya anak-anak akan diberikan edukasi tentang cara penyelamatan gempa sesuai dengan besaran skalanya. Dengan begitu, menurut Sandiaga anak-anak mengetahui apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi.
"Alhamdulillah DKI punya banyak lahan. Mungkin bisa bekerja sama dengan BMKG Â membuat semacam park," kata dia.
 Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan hanya ada dua Simulator Gempa di Indonesia yakni di kantor BMKG, Jakarta Pusat dan di Taman Pintar, Yogyakarta. Hary menjelaskan, Simulator Gempa dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi mereka yang sama sekali belum merasakan gempa.
 "Itu yang dinamakan intensitas. Jadi dampak gempa tidak hanya berdasarkan magnitudenya," kata dia.
 Menurut penjelasan Hary, Simulator Gempa tersebut merekam data gempa yang pernah terjadi di Indonesia dari aspek besaran, kedalaman, dan jarak gempa. Nantinya guncangan gempa-gempa yang pernah terjadi di Indonesia bisa dirasakan di simulator tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H