Ia terpaksa melakoni profesi sebagai tukang becak di Jakarta karena tidak punya pilihan lain untuk mencari nafkah. Beberapa tahun sebelum menjadi tukang becak, Saidam pernah menjadi kuli bangunan. Namun nahas ia mengalami kecelakaan saat bekerja yakni terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.
"Saya banting setir jadi tukang becak karena dahulu kapok bekerja kasar kuli bangunan pernah jatuh. Ini bekasnya," kata Saidam sambil menunjukkan bekas jaitan di bibir bagian atasnya.
Di Jakarta, Saidam tinggal menumpang dengan rekan tukang becak yang lainnya yakni Encep. Istri dan ketiga anaknya ia rela ia tinggalkan di Tangerang demi mencari nafkah di ibu kota. Sebulan dua kali ia meluangkan waktu untuk pulang ke kampung.
Anak sulungnya, Kholid Akbar berusia 20 tahun tidak bisa melanjutkan pendidikan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Tangerang akibat kekurangan biaya. Padahal Saidam mengaku pernah sampai meminjam uang ke tetangga untuk menafkahi jagoannya itu sekolah.
"Sampai sekarang belum kebayar utang saya saat masukin dia ke sekolah," ujarnya.
Meskipun begitu, dari mengayuh becak, Saidam mengaku masih bisa membiayai sekolah kedua anaknya yakni Ratna Wulandari berusia 13 tahun yang sekarang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Anak bungsunya yakni Rahma Supriati sekarang masih setingkat Sekolah Dasar (SD).
Saidam tidak pernah menetapkan tarif tertentu bagi penumpang. Ia mempersilahkan para penumpang untuk memberikan uang seikhlasnya. Namun rata-rata ia mendapatkan uang Rp 10 ribu sekali mengantarkan penumpang.
Kartu Tanda Penduduk (KTP) Saidam menunjukkan bahwa ia berasal dari Tangerang, Banten. Ia mengatakan bersedia menjadi warga Jakarta demi bisa mendapatkan izin mengayuh becak di ibu kota dan diberikan stiker resmi dari Pemerintah Provinsi DKI.
Saidam berterima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena  memperbolehkan becak beroperasi di jalan-jalan pemukiman. Dirinya berjanji tidak akan nakal beroperasi ke jalan raya atau jalan-jalan protokol di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H