Mohon tunggu...
Alfani Ihza
Alfani Ihza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencak Silat Budaya Indonesia yang Mendunia

8 Desember 2023   21:44 Diperbarui: 8 Desember 2023   22:07 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENCAK SILAT BUDAYA INDONESIA YANG MENDUNIA
Alfani Ihza Hernindiasari

Abstrak

Pencak silat merupakan jenis seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Di Indonesia pencak silat sudah dikenal sejak lama. Para pakar dan pendekar pencak silat Indonesia meyakini bahwa masyarakat melayu menciptakan dan mengaplikasikan ilmu bela diri ini sejak dahulu kala, karena pada masa itu manusia harus dituntut untuk beradaptasi dengan alam yang keras dan liar seperti bertahan hidup dengan melawan binatang buas ataupun menjaga diri dari serangan musuh. 

Cara berpikir seperti ini berpengaruh terhadap kelangsungan atau ketertarikan generasi muda zaman sekarang untuk melestariakan warisan budaya dari kesenian tradisional Pencak Silat karena seiring berkembangnya teknologi semakin maraknya seni budaya bangsa asing dan seni beladiri lain yang lebih diminati oleh generasi muda. Padahal seharusnya pencak silat harus terus dilestarikan dan bertahan sebagai salah satu warisan budaya yang mengandung nilai-nilai baik dari budaya lokal.

Dalam pencak silat banyak sekali ilmu atau ajaran baik yang dapat diambil dan sebaiknya diaplikasikan dalam kehidupan sehari -- hari salah satunya dalam aspek budi pekerti. Dari nilai budi pekerti ini akan mengedepankan pedoman dalam bersikap, berperilaku untuk mewujudkan tujuan hidup dalam beragama. Pedoman budi pekerti luhur dapat diaplikasikan dalam bentuk pengendalian diri. 

Adapun teori mendasar dari bela diri pencak silat yaitu harus menguasai teknik pernapasan, berbagai macam gerakan ataupun jurus, dan teori pendukung. Aliran pencak silat kedalam organisasi IPSI, yang disebut dengan 10 perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah: 1) Tapak Suci Putera Muhammadiyah, 2) KPS Nusantara, 3) Perisai Diri, 4) Prashadja Mataram, 5) Perpi Harimurti, 6) Perisai Putih, 7) Putra Betawi, 8 Setia Hati, 9) Setia hati Teratai, 10) PPSI. Di Indonesia terdapat induk organisasi pencak silat yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia atau yang lebih dikenal dengan IPSI. Pencak silat saat ini sudah menjadi ajang perlombaan antar negara dengan sebutan ASEAN GAMES yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Silat telah resmi termasuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games. Beberapa organisasi silat nasional maupun internasional pun berkembang dengan pesat. Seperti di benua Asia, Amerika Serikat dan Eropa.

Kata Kunci : Pencak Silat, Warisan Budaya, IPSI, ASEAN GAMES

A. PENDAHULUAN

Pencak silat merupakan olahraga bela diri asli bangsa Indonesia yang telah diwariskan secara turun temurun sebagai budaya yang perlu dilestarikan, serta dikembangkan oleh generasi muda tanpa merubah atau mengurangi nilai baik yang sudah ada. Abdus Syukur (dalam Maryono, 1998) menyatakan: Pencak silat adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar, yang disertakan gerakan berunsur komedi, Pencak Silat dapat dipertontonkan sebagai sarana hiburan, sedangkan silat adalah unsur teknik bela diri menangkis, menyerang, dan mengunci yang tidak dapat dipraktikkan di depan umum. Penggabungan kata pencak dan silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya pada tahun 18 Mei 1948 di Surakarta, Jawa Tengah. 

Lalu dibentuk suatu organisasi persatuan dan perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI ditahun yang sama. Kemudian ketua IPSI yang pertama Mr. Wongsonegoro yang saat itu juga menjabat sebagai ketua Pusat Kebudayaan mengatakan bahwa pencak silat adalah gerakan serang bela yang berupa tari dengan ketukan irama berupa peraturan adat kesopanan tertentu yang bisa dipertontonkan di depan umum. Secara Internasional Pencak Silat telah resmi dibentuk dalam suatu Organisasi Federatif Internasional dengan nama Persekutuan Pencak Silat Antar bangsa (PERSILAT) diresmikan di Jakarta pada tahun 1980.

Pada masa setelah kemerdekaan pencak silat begitu berkembang di setiap daerah, sehingga perkembangannya begitu terasa dengan munculnya setiap daerah perguruan atau aliran silat yang menjadi ciri khas atau budaya di masing-masing wilayah di Indonesia. Sebelum terlaksananya kongres IPSI IV pada tahun 1973 Mr. Wongsonegoro yang digantikan oleh Brigjen Tjokropronolo sebagai ketua IPSI. 

Dalam masa kepemimpinannya berhasil menyatukan aliran pencak silat kedalam organisasi IPSI, yang disebut dengan 10 perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah: 1) Tapak Suci Putera Muhammadiyah, 2) KPS Nusantara, 3) Perisai Diri, 4) Prashadja Mataram, 5) Perpi Harimurti, 6) Perisai Putih, 7) Putra Betawi, 8 Setia Hati, 9) Setia hati Teratai, 10) PPSI.

B. LANDASAN BUDAYA PENCAK SILAT

Pencak silat merupakan budaya masyarakat yang ada di rumpun Melayu. Pada dasarnya masyarakat rumpun Melayu berpendapatan dari agraris dan masyarakat yang membentuk paguyuban, maka budaya yang dihasilkan dari masyakarat ini adalah budaya paguyuban. Budaya paguyuban adalah budaya yang mengajakrkan tentang kerjasama, rasa kekeluargaan, kekerabatan, kebersamaan, solidaritas , kerukunan, dan toleransi antar sesama. Budaya gotong royong tentunya dalam hal positif, setiap perguruan dalam pencak silat tidak ada yang menyarankan gotong royong dalam hal negatif. 

Sikap gotong royong adalah cara untuk bekerja atau berkegiatan menyelesaikan sesuatu yang melibatkan beberapa pihak dan menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha unutk menjalankan pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua pihak sesuai kemampuan masing-masing yang melarang adanya perilaku tak adil terhadap kelompok lain atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Secara garis besar belajar pencak silat juga belajar tentang kehidupan yang berguna untuk sehari - hari. Misalnya belajar tentang bertanggungjawab mulai dari diri sendiri, masyarakat, negara, hingga kepada TuhanYang Maha Esa.

C. ASPEK-ASPEK PENCAK SILAT

1. Melatih Mental Spiritual.

Tidak hanya belajar tentang cara bela diri saja namun tetap seimbang atau bahkan lebih dengan pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Supaya lahir pesilat yang tangguh secara fisik dengan kemampuan Ilmu pencak silat yang mumpuni namun tetap menjaga hubungan baik dengan Sang Pencipta dengan melakukan segala perintah dan tak melakukan segala larangan. Dengan begini diharapkan akan memiliki sikap dan akhlak yang mulia.

2. Sebagai pembelaan diri.

Pencak silat sebagai upaya untuk mempertahanan dan melindungi diri dari berbagai macam ancaman yang datang, meliputi sifat dan sikap kesiapan mental dan fisikal yang dilandasi dengan sikap tanggap.

3. Sebagai Seni.

Pencak silat juga dikenal karena keindahan gerakan dari jurus yang ditampilkan. Dari gerakan yang terstruktur secara rapi serta dikemas dalam bentuk seni akan terlihat karakter dari perguruan pencak silat tersebut mulai dari sikap pasang, pola langkah, dan serangan yang dikemas dalam bentuk satu kesatuan serta berkaitan satu sama lainnya.

4. Sebagai olahraga.

Pencak silat termasuk aktivitas yang melibatkan fisik atau tubuh. Sehingga bukan hanya otak atau bathin saja yang digunakan tapi seluruh anggota tubuh juga ikut terlibat.

D. MANFAAT PENCAK SILAT

1. Kesehatan dan kebugaran.

2. Meningkatkan kepercayaan diri.

3. Melatih mental.

4. Meningkatkan rasa kewaspadaan diri.

5. Melatih sikap sportif.

6. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi

E. PERATURAN PERTANDINGAN DALAM PENCAK SILAT

1. Kategori Tanding. Kategori yang ditampilkan oleh 2 orang Pesilat dari sudut yang berbeda. Dengan saling berhadapan menggunakan teknik pembelaan serta serangan yaitu dengan teknik bertanding diantaranya : menangkis/ mengelak/ menyerang.

2. Kategori Tunggal. Kategori yang menampilkan seorang Pesilat sedang menunjukkan kemahirannya dalam Jurus secara benar, tepat dan mantap dengan tangan kosong ataupun bersenjata.

3 .Kategori Ganda. Kategori yang menampilkan 2 orang Pesilat dari tim yang sama, memperagakan kemahiran dalam teknik jurus serang bela yang dimiliki dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata.

F. PERLENGKAPAN ARENA

 1) Gelanggang.

Gelanggang dapat dilantai atau di panggung dan dilapisi matras standar IPSI dengan ketebalan antara 3 cm sampai 5cm, permukaan rata dan tidak memantul, berukuran 10 m X 10 m dengan tengah 8m warna dasar hijau terang dan garis berwarna putih sesuai dengan keperluannya.

2) Batas gelanggang yang digunakan sekitar 5 cm ke arah dalam serta diberi warna putih.

3) Dalam bidang tanding dibuat lingkaran dengan garis tengah 3m, lebar garis 5cm berwarna putih untuk batas pemisah sebelum pertandingan dimulai.

4) Sudut pesilat adalah ruang yang ada disudut bujur sangkar gelanggang yang berhadapan yang dibatasi oleh bidang tanding terdiri atas: Sebelah sudut kanan meja pertandingan diberi warna biru , Sudut merah yang berada di arah diagonal Sudut biru, Sudut kuning yaitu kedua sudut lainnya sebagai sudut netral.

G. WAKTU PERTANDINGAN

Waktu penampilan dalam pertandingan pencak silat adalah 3 menit.

H. TATA CARA PERTANDINGAN

a) Para juri masuk melapor bertugas kepada ketua.

b) Pertandingan melalui sebelah kanan ketua pertandingan.

c) Memberi hormat dan melapor untuk mulai melaksanakan tugas.

d) Mengambil tempat yang ditentukan.

I. SIKAP PENCAK SILAT

1. Sikap Hormat biasanya dipakai diawal sebagai tanda menghormati kawan maupun lawan dengan cara badan ditegapkan, kaki rapat dan tangan di depan dada dengan jari tangan menghadap ke atas.

2. Sikap Tegak. Sikap siap dengan posisi berdiri tegak keduatangan di samping, tumit rapat dan kaki bagian depan terbuka membentuk huruf "V", pandanganlurus ke depan.

 3. Sikap Duduk. Posisi duduk dengan kedua kaki ditekuk dan duduk, tangan berada diatas lutut. Pandangan lurus ke depan sera badan tegap.

4. Sikap Pasang Satu. Sikap pasang dengan posisi kedua kaki segaris/ lurus,kaki depan dan belakang menghadap depan,

5. Sikap Pasang Dua dengan posisi kedua kaki segaris/ lurus, kaki yang di depan membuka (slewah), lutut tidak menempel, kaki belakang jinjit.

6. Kuda-Kuda Tengah. Posisi kedua kaki dilebarkan sejajar kurang lebih 2 kali lebar bahu. Kedua kaki ditekuk, badan tegap. Cara awal dengan posisi kuda-kuda tengah. Kepalkan kedua tangan dan letakkan di samping pinggang.

7. Tangkapan dalam ke luar, yaitu upaya menangkap serangan lawan yang arahnya dari dalam ke luar dengan menggunakan tangan.Diawali dengan gerakan hindaran/elakan terlebih dahulu.

8. Jatuhan adalah teknik serangan pada jarak jangkau jauh dan sedang yang menggunakan tungkai atau kaki untuk menjatuhkan lawan. Jatuhan merupakan teknik menjatuhkan lawan sebagai pembelaan akibat tindak lanjut dari teknik tangkapan atau serangan langsung

9. Sapuan, teknik untuk menjatuhkan lawan dengan menghilangkan tumpuan badan lawan dengan menyapu kaki lawan dengan kaki dengan lintasan dari luar ke dalam. Sapuan dapat dilakukan denganp osisi tegak, rebah, dan melingkar Kaitan, adalah usaha menjatuhkan lawan dengan cara mengait kaki lawan dengan menggunakan kaki, sehingga lawan kehilangan tumpuan badan.Kaitan dapat dilakukan dari arah luar, dalam.

 

J. KESIMPULAN

Pencak silat menjadi salah satu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Pencak silat secara luas lebih dikenal di negara-negara Asia maupun Eropa. Terbukti dari banyaknya organisasi-organisasi pencak silat yang berkembang dengan pesat, seperti: PERSILAT di Indonesia, IPSI, PESAKA di Malaysia. Berkembangnya pencak silat tidak terlepas dari sejarah awal terbentuknya pencak silat. Berawal dari warisan budaya bangsa Indonesia yang  sampai saat ini dilestarikan dan dipertahankan dari ancaman budaya asing yang masuk ke Indonesia serta minat generasi muda yang menurun.

Pencak silat merupakan salah satu warisan budaya yang sudah seharusnya dijaga dan dikembangkan terutama oleh generasi muda penerus bangsa. Melalui proses yang panjang hingga pada akhirnya pencak silat menjadi hak paten cabang olahraga yang diakui baik secara nasional maupuan internasional. Maka sudah sepatutnya pencak silat harus terus dipelajari, dilestarikan, dan dikembangkan tanpa mengurangi atau mengubah nilai baik yang sudah ada oleh generasi muda. Pencak silat memiliki empat aspek sebagai satu kesatuan yaitu mental spiritual, beladiri, seni dan olahraga. 

Pencak silat seni bertujuan untuk mengekspresikan keindahan dari bela diri pencak silat. Pencak silat seni berorientasi pada faktor-faktor keindahan tetapi pelaksanaannya harus mengandung unsur-unsur logika pencak silat beladiri. Pencak silat dengan latar belakang budaya Jawa tersebut mewujudkan ajaran dan nilai baiknya dengan menggunakan simbol dalam bentuk lambang, bukaan, dan gerak jurus. 

Dalam pencak silat banyak sekali ilmu atau ajaran baik yang dapat diambil dan sebaiknya diaplikasikan dalam kehidupan sehari -- hari salah satunya dalam aspek budi pekerti. Dari nilai budi pekerti ini akan mengedepankan pedoman dalam bersikap, berperilaku untuk mewujudkan tujuan hidup dalam beragama. Pedoman budi pekerti luhur dapat diaplikasikan dalam bentuk pengendalian diri. Adapun teori mendasar dari bela diri pencak silat yaitu harus menguasai teknik pernapasan, berbagai macam gerakan ataupun jurus, dan teori -- teori pendukung. Beladiri pencak silat sebagai bentuk latihan olah diri dengan melalui olah tubuh dan olah napas dapat membuat manusia sadar akan keterbatasan dirinya dihadapan alam dan Tuhan Yang Maha Esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun