Dalam masa kepemimpinannya berhasil menyatukan aliran pencak silat kedalam organisasi IPSI, yang disebut dengan 10 perguruan historis. Kesepuluh perguruan tersebut adalah: 1) Tapak Suci Putera Muhammadiyah, 2) KPS Nusantara, 3) Perisai Diri, 4) Prashadja Mataram, 5) Perpi Harimurti, 6) Perisai Putih, 7) Putra Betawi, 8 Setia Hati, 9) Setia hati Teratai, 10) PPSI.
B. LANDASAN BUDAYA PENCAK SILAT
Pencak silat merupakan budaya masyarakat yang ada di rumpun Melayu. Pada dasarnya masyarakat rumpun Melayu berpendapatan dari agraris dan masyarakat yang membentuk paguyuban, maka budaya yang dihasilkan dari masyakarat ini adalah budaya paguyuban. Budaya paguyuban adalah budaya yang mengajakrkan tentang kerjasama, rasa kekeluargaan, kekerabatan, kebersamaan, solidaritas , kerukunan, dan toleransi antar sesama. Budaya gotong royong tentunya dalam hal positif, setiap perguruan dalam pencak silat tidak ada yang menyarankan gotong royong dalam hal negatif.Â
Sikap gotong royong adalah cara untuk bekerja atau berkegiatan menyelesaikan sesuatu yang melibatkan beberapa pihak dan menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha unutk menjalankan pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua pihak sesuai kemampuan masing-masing yang melarang adanya perilaku tak adil terhadap kelompok lain atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Secara garis besar belajar pencak silat juga belajar tentang kehidupan yang berguna untuk sehari - hari. Misalnya belajar tentang bertanggungjawab mulai dari diri sendiri, masyarakat, negara, hingga kepada TuhanYang Maha Esa.
C. ASPEK-ASPEK PENCAK SILAT
1. Melatih Mental Spiritual.
Tidak hanya belajar tentang cara bela diri saja namun tetap seimbang atau bahkan lebih dengan pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Supaya lahir pesilat yang tangguh secara fisik dengan kemampuan Ilmu pencak silat yang mumpuni namun tetap menjaga hubungan baik dengan Sang Pencipta dengan melakukan segala perintah dan tak melakukan segala larangan. Dengan begini diharapkan akan memiliki sikap dan akhlak yang mulia.
2. Sebagai pembelaan diri.
Pencak silat sebagai upaya untuk mempertahanan dan melindungi diri dari berbagai macam ancaman yang datang, meliputi sifat dan sikap kesiapan mental dan fisikal yang dilandasi dengan sikap tanggap.
3. Sebagai Seni.
Pencak silat juga dikenal karena keindahan gerakan dari jurus yang ditampilkan. Dari gerakan yang terstruktur secara rapi serta dikemas dalam bentuk seni akan terlihat karakter dari perguruan pencak silat tersebut mulai dari sikap pasang, pola langkah, dan serangan yang dikemas dalam bentuk satu kesatuan serta berkaitan satu sama lainnya.