Seseorang bisa melihat kondisi dirinya, ketika sedang ada waktu luang justru menghabiskan waktu tersebut untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, baik untuk kehidupan di dunia, lebih-lebih untuk kehidupan di akhirat kelak. Orang jutsru menghabiskan waktu untuk main game seharian, atau nonton serial film, atau mengecek timeline facebook dari ujung atas sampai ujung bawah dilihat dan dibaca satu-satu padahal tidak ada status yang berfaidah atau ngobrol di grup whatsapp sampai ke sana ke mari ratusan chat, yang terkadang membuat kita terjerumus ke dalam dosa besar berupa menggunjing aib saudara kita.
Kondisi yang hampir dilakukan ketika sedang sibuk dengan urusan-urusan penting sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk sekedar istirahat. Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan kita, bahwa di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah dengan meninggalkan hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah r.a, dari Rasulullah saw bersabda :
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ ما لَا يَعْنِيْهِ
"Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah (dia) meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat". (HR. Tirmidzi no. 2317; Ibnu Majah no. 3976. Dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani)
Allah Ta'ala pun berfirman dalam surat Al-Isra' ayat 7 yang berbunyi :
إِنْ أحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْأَخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا۟ مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا
Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasa.
Dunia itu merupakan ladang untuk menggapai kesuksesan di akhirat. Ketika ingin sukses di akhirat kelak maka penuhilah perintah Allah dan jauhilah larangannya dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Allah Swt hakikatnya menyuruh hambanya untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat di kehidupannya.
Aktivitas bermanfaat yang dimaksud yakni aktivitas yang ada nilai ibadahnya, hal tersebutlah yang dikehendaki oleh Allah Swt terhadap hambanya mengenai seorang hamba itu harus berbuat baik kepada dirinya maupun orang lain, dengan tujuan agar dapat menjadi seorang yang sukses di dunia maupun akhirat.
Oleh karena itu, manfaatkanlah waktu untuk melakukan aktivitas-aktivtas yang bermanfaat. Jika tidak, bisa jadi Allah Swt justru akan menguji dengan berbagai hal yang membahayakan diri seseorang. Bentuknya, seseorang justru menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang Allah Swt haramkan. Jikalau sudah di uji oleh Allah Swt menggunakan waktu untuk hal-hal yang haram takutnya bisa menjadikannya meninggal dalam keadaan Su'ul khotimah. Naudzubillahi min dzalik.
Penutup
Kesimpulan
Seorang santri yang produktif adalah santri yang bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin mengisinya dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat.
Seorang santri yang produktif bisa menilai antara mana aktivitas yang bermanfaat dan tidaknya. Aktivitas yang bermanfaat bukan hanya dengan melakukan aktivitas yang sifatnya berdampak hanya kepada dirinya saja tapi juga yang bermanfaat bagi orang lain seperti gotong royong, membantu masyarakat dan lain sebagainya. Dan semua hal tersebut diniati untuk ittiba' (mengikuti) jejak Rasulullah SAW, dengan itu maka aktivitas yang dilakukannya pun tergolong bermanfaat dan bernilai ibadah.
Daftar Pustaka
Dr. Sarwenda, M. A. P. (n.d.). Kemandirian dan Sikap Entrepreneurship Santri di Pesantren. Publica Indonesia Utama. https://books.google.co.id/books?id=XUnfEAAAQBAJ
Fahham, A. M., & Dr. Susanto, M. A. (2020). PENDIDIKAN PESANTREN: Pola Pengasuhan, Pembentukan Karakter, dan Perlindungan Anak. Publica Institute Jakarta. https://books.google.co.id/books?id=BCsDEAAAQBAJ
Yusuf, A. (2021). Pesantren Multikultural Model Pendidikan Karakter Humanis-Religius di Pesantren Ngalah Pasuruan - Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo Persada. https://books.google.co.id/books?id=FWIaEAAAQBAJ