Mohon tunggu...
ALFA KHASANAH MEISA NATARIS
ALFA KHASANAH MEISA NATARIS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Angkatan 21

Just let it flow!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bencana Hidrometeorologi, Ancaman Nyata yang Perlu Perhatian

6 Mei 2022   19:14 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:55 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Dewasa ini cuaca ekstrem kian terasa. Berbagai perubahanpun terjadi pada setiap aspek alam. Adanya cuaca ekstrem mengakibatkan perubahan iklim dan bencana lainnya. Selain terjadi karena faktor alam, perubahan iklim juga dipengaruhi faktor lingkungan. Dimana kerusakan lingkungan, baik yang terjadi akibat bencana alam ataupun ulah manusia, merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri jika belakangan ini banyak bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat cuaca ekstrem yang semakin menjadi.

Berbicara mengenai bencana hidrometeorologi, istilah ini mungkin masih cukup asing bagi masyarakat. Masyarakat awam masih bingung apa itu bencana hidrometeorologi dan apa-apa saja jenisnya. Padahal bencana-bencana tersebut telah menjadi ancaman yang harus diwaspadai dan cepat dilakukan upaya antisipasi atau mitigasi. Untuk itu perlu adanya informasi lebih lanjut terkait bencana hidrometeorologi. Berikut penjelasan mengenai apa itu bencana hidrometeorologi, apa saja jenisnya, dan bagaimana antisipasinya.

Apa itu Bencana Hidrometeorologi?

Dilansir dari Leaflet Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang terbit pada 2019, bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Bencana tersebut dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Faktor yang menyebabkan adanya bencana hidrometeorologi adalah cuaca ekstrem. Fenomena cuaca ekstrem ini merupakan akibat dari pemanasan global, perubahan iklim, ataupun perubahan lingkungan. Dimana fenomena ini menyebabkan anomali pada parameter meteorologi yang mengakibatkan perubahan iklim. Perubahan tersebut berupa perubahan suhu dan kelembaban udara, perubahan angin, dan peningkatan/penurunan curah hujan.

Contoh Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi berkaitan dengan anomali dari parameter meteorologi yang ada. Anomali ini diakibatkan oleh cuaca ekstrem atau perubahan iklim. Contoh bencana hidrometeorologi yaitu badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrem, banjir, embun dan suhu dingin. Setidaknya ada 8 bencana hidrometeorologi yang cukup sering terjadi di Indonesia, yaitu sebagai berikut.

  1. Curah Hujan Ekstrem

    Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu lokasi tertentu. Curah hujan ekstrem merupakan curah hujan dengan intensitas tinggi melebihi batas atas curah hujan biasanya. Dimana pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) merupakan pemicu hujan ekstrem.

  2. Angin Kencang
    Angin adalah udara yang bergerak dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara yang lebih rendah. Angin kencang merupakan naiknya kecepatan angin lebih dari 27,8 km/jam.

  3. Puting Beliung
    Puting beliung adalah angin-angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit hingga beberapa menit. Fenomena ini umumnya terjadi pada pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).

  4. Banjir
    Banjir adalah luapan air yang merendam tanah/daerah yang biasanya kering. Fenomena ini dapat terjadi akibat air yang meluap dari badan air atau mungkin terjadi karena akumulasi air hujan di tanah yang sudah jenuh.

  5. Tanah Longsor
    Tanah longsor terjadi di lingkungan pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut. Fenomena ini dipicu oleh peristiwa tertentu, seperti hujan lebat, gempa bumi, gunung meletus, dan banyak lainnya.

  6. Kekeringan
    Kekeringan adalah kekurangan curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu. Fenomena ini dapat menyebabkan sulitnya sumber air, penurunan kelembaban tanah, dan musnahnya tanaman.

  7. Kebakaran Hutan dan Lahan
    Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah. Fenomena ini dapat disebabkan karena faktor alam ataupun faktor ulah manusia.

  8. Kualitas Udara Buruk
    Kualitas udara mengacu pada kondisi udara di sekitar kita. Kualitas udara yang buruk dapat didefinisikan sebagai tingginya tingkat polusi udara. Fenomena ini disebabkan oleh asap, debu dan kabut asap serta pengotor udara lainnya.

Antisipasi dan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi merupakan ancaman nyata yang harus diwaspadai dan cepat dilakukan antisipasi guna meminimalkan dampak yang terjadi. Berbagai ajakan dan himbauan telah digaungkan oleh pihak terkait kepada masyarakat umum mengenai antisipasi bencana hidrometeorologi. 

Berikut beberapa antisipasi dan mitigasi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir potensi bencana hidrometeorologi, antara lain:

  • Sosialisasi kepada masyarakat supaya lebih mengenali lingkungan dan potensi bencana di lingkungannya.
  • Membuat ruang terbuka hijau dan sumur serapan.
  • Membuat saluran air yang lebar dan dalam.
  • Tidak membuang sampah sembarangan.
  • Melakukan reboisasi dan menindaklanjuti penebangan liar.
  • Menyiapkan sistem komunikasi antar masyarakat supaya informasi cepat tersampaikan.
  • Membantu mengawasi dan membuat jalur evakuasi pada daerah yang rawan bencana.
  • Memantau perkembangan informasi kebencanaan pada aplikasi atau website resmi seperti infoBMKG dan inaRISK.

Bencana hidrometeorologi menjadi kerawanan yang harus diwaspadai oleh masyarakat Indonesia. Mengapa bencana ini perlu perhatian lebih? Karena berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berbagai potensi bencana hidrometeorologi di Indonesia masih cukup besar dengan beberapa wilayah berstatus awas, siaga, hingga waspada. Kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan serta komunikasi antara pejabat terkait dan masyarakat harus terus terjalin baik. Masyarakat juga perlu diedukasi lebih mengenai lingkungan dan kebencanaan. Hal ini dilakukan agar nantinya potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi dapat diminimalkan. Dengan demikian dampak yang nantinya akan timbul tidak terlalu signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun