Mohon tunggu...
Alfain Aknaf Rifaldo
Alfain Aknaf Rifaldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia

Hanya mas mas biasa yang tidak kuat mengonsumsi kopi tanpa air Instagram : @aaknafr

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mencintai Alam Tanpa Jadi Pendaki

23 Maret 2021   20:07 Diperbarui: 23 Maret 2021   20:23 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : bobo.grid.id

Di Lombok, NTB ada sekelompok orang yang mengolah sampah menjadi barang-barang yang bernilai seni. Sampah-sampah tersebut banyak yang berasal dari turis baik lokal maupun internasional.

Anda sendiri pun bisa mencoba mengolah sampah menjadi barang yang mempunyai nilai guna, nilai seni maupun nilai jual. Caranya bisa dilihat di video-video tutorial yang banyak tersedia di platform Youtube. 

Cukup bermodalkan internet dan sedikit waktu anda sudah ikut serta dalam membantu pelestarian alam, bahkan jika hasilnya bagus, bisa anda jual dan tentunya mendapatkan uang.

Akan tetapi jika anda tidak punya cukup waktu untuk melakukannya, cukup kurangi pemakaian plastik, karena sebagian besar sampah yang ada sekarang adalah sampah plastik. 

Banyak sekali cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti membawa tas sendiri ketika berbelanja, memakai sedotan stainless alih-alih sedotan plastik, membawa botol minuman sendiri ketika berpergian dan masih banyak yang lainnya.

Memelihara kucing secara indoor

Cara mencintai alam yang satu ini sebenarnya mungkin hanya berlaku untuk yang memelihara kucing, namun tetap saya cantumkan karena dilingkungan saya tinggal sekarang ini memang banyak sekali orang yang memeliharanya. Sehingga saya bisa berasumsi bahwa meskipun pembaca tulisan ini bukanlah owner kucing tetapi pasti ada orang terdekatnya yang memelihara kucing. Jadi kenapa kucing sebaiknya dipelihara secara indoor dan tidak dibiarkan saja bebas berkeliaran?

Bersumber dari nationalgeographic.grid.id, kucing adalah mamalia yang bertanggung jawab atas kepunahan 63 spesies mamalia, burung hingga reptil, terlepas dari tampangnya yang imut dan lucu. Maka dari itulah di beberapa tempat, kucing dinyatakan sebagai predator yang invasif, artinya keberadaannya menjadi ancaman kelestarian hewan endemik setempat.

Di Indonesia, kita tentu bisa melihat sendiri kucing-kucing yang memangsa kadal, ular kecil, burung, serangga dan lainnya. Pada skala kecil mungkin masih bisa ditolerir, tapi lain cerita jika skalanya membesar seiring bertambahnya populasi kucing. 

Memelihara kucing secara indoor bisa menjadi solusi karena kucing tidak akan memangsa hewan yang berada di luar rumah, paling hanya akan memangsa tikus rumah, itupun kalau rumah anda jorok.

Meski demikian, banyak para owner kucing yang menolak memelihara kucing karena merasa kasihan jika kucingnya harus berdiam diri di rumah. Untuk itulah saya sarankan agar memiliki rumah yang luas sebelum memelihara kucing, seperti artikel yang pernah saya tulis di Kompasiana beberapa waktu yang lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun