Dalam budidaya ikan, pemijahan adalah proses perkawinan ikan untuk mendapatkan benih benih ikan yang baru dan bisa dibudidayakan untuk kebutuhan konsumsi. Nah, kali ini akan dijelaskan tentang proses pemijahan pada Ikan Patin.
Dalam pemijahan, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Pemijahan ikan patin ini tidak jauh berbeda dengan ikan lele pada umumnya. Sebelum melakukan pemijahan ikan patin, perlu memperhatikan teknik dan cara yang benar. Agar mendapatkan hasil yang sesuai dan tidak melukai ikan. Simak penjelasan berikutÂ
-
Pemilihan Indukan Ikan Patin
Sebelum melakukan proses pemijahan, kita harus memilih indukan yang akan dipijahkan tentunya dengan kriteria khusus. Indukan ikan patin minimal berumur 3tahun untuk betina, dan 2tahun untuk jantan. Dengan berat minimal 1,2-2kg.
Â
Setelah menentukan indukan, kemudian kita cek indukan yang sudah matang gonad. Dengan menggunakan metode visual dan dengan alat bantu
Cara Visual :
Induk ditangkap kemudian dilihat perhatikan besar kecilnya perut, melihat perubahan warna kulit di sekitar genital. Jika berwarna kemerahan dan lembek, maka telur telah matang gonad.
Cara Alat Bantu :
Menggunakan selang kanulasi atau kateter, cawan kaca bening, larutan transparan Caranya adalah ikan ditangkap, kemudian amsukkan selangh kanulasi melalui saluran telur dengan perlahan secara hatihati agar tidak menyentuh telur.
Sedot untuk mendapatkan sampel telur, kemudian ukur dengan menggunakan mikroskop atau kertas milimeter. Apabila ukuran telur sudah mencapai 0,9mm, maka telur sudah matang gonad.
Indukan jantan yang siap kawin dapat dilihat dengan mengurut perutnya, apabila keluar cairan putih, maka ikan sudah siap untuk kawin.
Â
Pemijahan Ikan Patin
Bahan yang diperlukan cukup berupa hormon Ovaprin sebagai perangsang dan larutan infus Natrium Clorida 0,9 % untuk pengencer sperma serta telur artemia untuk pakan larva benih patin.
Â
Sedangkan peralatan yang diperlukan di antaranya berupa spuit dan jarum suntik 3 -- 5 ml untuk menyuntik induk, spuit besar (60 ml) tanpa jarum untuk menyedot dan menampung sperma, bulu ayam untuk pengaduk telur, nampan plastik penampung telur, mangkuk plastik untuk pencampur telur dan sperma, heater (pemanas), bak untuk penampung induk dan akuarium untuk penetasan telur.
Pemeliharaan induk ikan yang akan dipijahkan, dalam 6hari pertama diberi pakan dengan kandungan protein tinggi.
Pada hari ke 7 ikan disuntik dengan ekstra kelenjar hipofisa dan diletakkan dalam kolam pembenihan selama 8-12jam. Setelah proses suntikan kedua, ikan diambil dengan kain dan siapkan wadah
Meskipun sudah disuntik, masih harus dibantu dengan pengurutan mulai dari dada kearah belakang hingga telur keluar.
Â
Telur yang sudah keluar dicampur dengan sperma jantan dan diaduk dengan bulu ayam secara halus selama 30detik, jika sudah masukkan air bersih dan diaduk secara halus elama 2 menit
Kemudian buang air dan ganti dengan air baru serta bilas hingga sperma dan gelembung minyak pada telur berkurang
Â
Penetasan Telur Ikan Patin
Siapkan kolam penetasan dan pasang kain happa dan diisi air bersih dengan aerator
Beri larutan penghambat pertumbuhan jamur
Sebar telur secara merata dengan bulu ayam dan hindari penumpukan yang akan menyebabkan telur membusu
Pemeliharaan Larva Ikan Patin
- Benih yang berumur 1hari dipindahkan ke akuariium dan tidak perlu diberi pakan
- Pemeliharaan larva selama 15hari
- Setelah umur 17-18hari larva dipindahkan ke kolam pendederan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H