Menggunakan selang kanulasi atau kateter, cawan kaca bening, larutan transparan Caranya adalah ikan ditangkap, kemudian amsukkan selangh kanulasi melalui saluran telur dengan perlahan secara hatihati agar tidak menyentuh telur.
Sedot untuk mendapatkan sampel telur, kemudian ukur dengan menggunakan mikroskop atau kertas milimeter. Apabila ukuran telur sudah mencapai 0,9mm, maka telur sudah matang gonad.
Indukan jantan yang siap kawin dapat dilihat dengan mengurut perutnya, apabila keluar cairan putih, maka ikan sudah siap untuk kawin.
Â
Pemijahan Ikan Patin
Bahan yang diperlukan cukup berupa hormon Ovaprin sebagai perangsang dan larutan infus Natrium Clorida 0,9 % untuk pengencer sperma serta telur artemia untuk pakan larva benih patin.
Â
Sedangkan peralatan yang diperlukan di antaranya berupa spuit dan jarum suntik 3 -- 5 ml untuk menyuntik induk, spuit besar (60 ml) tanpa jarum untuk menyedot dan menampung sperma, bulu ayam untuk pengaduk telur, nampan plastik penampung telur, mangkuk plastik untuk pencampur telur dan sperma, heater (pemanas), bak untuk penampung induk dan akuarium untuk penetasan telur.
Pemeliharaan induk ikan yang akan dipijahkan, dalam 6hari pertama diberi pakan dengan kandungan protein tinggi.
Pada hari ke 7 ikan disuntik dengan ekstra kelenjar hipofisa dan diletakkan dalam kolam pembenihan selama 8-12jam. Setelah proses suntikan kedua, ikan diambil dengan kain dan siapkan wadah
Meskipun sudah disuntik, masih harus dibantu dengan pengurutan mulai dari dada kearah belakang hingga telur keluar.
Â
Telur yang sudah keluar dicampur dengan sperma jantan dan diaduk dengan bulu ayam secara halus selama 30detik, jika sudah masukkan air bersih dan diaduk secara halus elama 2 menit
Kemudian buang air dan ganti dengan air baru serta bilas hingga sperma dan gelembung minyak pada telur berkurang
Â
Penetasan Telur Ikan Patin
Siapkan kolam penetasan dan pasang kain happa dan diisi air bersih dengan aerator