Mohon tunggu...
Alfa Kristianto
Alfa Kristianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Love music.

Selanjutnya

Tutup

Music

Sejarah Belantika Musik Gothic dan Britpop, Antara Melankolia hingga Romantika

13 November 2024   06:30 Diperbarui: 13 November 2024   06:33 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 90-an merupakan tahun merekahnya genre baru dalam musik Britania Raya, Genre  ini memiliki khas dalam menangkap fenomena esensi romantisme dan optimisme di tengah latar kehidupan sehari-hari. 

Gerakan ini dikenal sebagai "Britpop", yang mengandung melodi catchy, lirik yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan mengangkat identitas budaya Inggris yang khas. Band-band seperti Oasis, Blur, Pulp, dan Suede menjadi perintis aliran ini, dengan menggabungkan elemen punk, glam rock, dan indie pop kedalam musik mereka.

Salah satu momen penting dalam sejarah Britpop adalah persaingan antara Oasis dan Blur, dua band paling populer pada masa itu. Persaingan ini mencapai puncaknya dalam "The Battle Of Britpop" pada tahun 1995 ketika kedua band tersebut merilis single pada hari yang sama. 

"Roll With It" dari Oasis dan "Country House" dari Blur bersaing di tangga lagu, dengan Blur yang pada akhirnya keluar sebagai pemenang. Peristiwa ini melambangkan puncak popularitas Britpop dan pentingnya budaya dari genre ini.

Isu yang diangkat dalam lirik-lirik lagu Britpop sendiri sangat relevan dengan generasi yang kecewa oleh perubahan sosial pada masa itu. Oasis sendiri menjadi ikon Britpop yang mencerminkan kaum buruh dan pekerja dengan isu semangat pemberontakan dan hedonisme. 

Disisi lain, Blur yang memiliki background pendidikan yang lebih tinggi juga acapkali mengangkat isu kritik terhadap kapitalisme dan konsumerisme, hal ini ditandai dengan lirik dalam lagu "Parklife" menggambarkan kehidupan sehari-hari di London dan kehidupan kelas pekerja secara umum, dalam lagu "Country House" yang juga merupakan kritik terhadap gaya hidup borjuis dan kapitalisme, tetapi karena mereka juga berasal dari latar belakang kelas menengah, lagu ini bisa dimaknai sebagai skomentar atas ambisi sosial dan materialisme yang sering kali terlihat di kalangan kelas menengah atau atas. 

Musik Britpop sendiri sebagai genre musik memang seringkali dilihat sebagai pergerakan yang memanfaatkan banyak elemen budaya populer dari kelas pekerja seperi pengalaman hidup yang lebih universal dan terkadang terinspirasi oleh realitas sosial yang ada di Inggris pada waktu itu, seperti ketimpangan sosial, keterasingan, dan masalah ekonomi.

20 tahun sebelum aliran Britpop merekah di Britania Raya, musik gothic dengan suasana gelap, romantis, dan sering kali misterius sudah memulai perkembangannya pada tahun 1970-an. 

Walaupun memiliki akar yang membingungkan, sejarah musik gothic dapat ditelusuri kembali pada tahun 1970-an dan awal 1980-an di Inggris, ketika band-band seperti Bauhaus, Siouxsie, The Banshees, dan The Cure mulai meracik elemen-elemen musik post-punk dengan suara yang lebih bernuansa gelap dan eksperimental. 

Musik gothic lahir dari suasana post-punk yang kritis terhadap norma-norma musik konvensional pada masanya. 

Dengan akar musik yang terhubung erat dengan gerakan punk rock, musik gothic mengeksplorasi tema-tema kegelapan, kematian, cinta yang penuh tragedi, hingga alienasi sosial. 

Band-band seperti Joy Division dengan suara khas Ian Curtis yang melankolis dan atmosfer gelapnya, menjadi tonggak awal dalam perkembangan aliran ini.

Selain aspek musikalnya, Britpop dan Gothic juga mempengaruhi fashion pada kala itu. Musik gothic menjadi simbol dari subkultur goth yang berkembang pada era tersebut. 

Subkultur goth muncul sebagai reaksi terhadap budaya dominan pada masanya, dengan fokus pada estetika gelap, pakaian dengan dominasi warna hitam, make-up yang dramatis, serta seni eksperimental yang bertema misterius.

 Para penggemar musik gothic tidak hanya merayakan aspek musikalnya, tetapi juga menjadikan gaya hidup goth sebagai bagian integral dari identitas mereka. Pada pertengahan tahun 1980-an, musik gothic mencapai puncak popularitasnya dengan munculnya band-band seperti The Sisters of Mercy, Fields of the Nephilim, dan The Mission. 

Suara yang teatrikal, distorsi gitar yang gelap, vokal yang emosional, dan lirik-lirik yang menghadirkan gambaran kegelapan menjadi ciri khas dari era gothic ini. Lagu-lagu seperti "Temple of Love" oleh The Sisters of Mercy dan "Moonchild" oleh Fields of the Nephilim menjadi lagu-lagu ikonis dari periode ini.

Meskipun puncak popularitasnya terjadi pada era 80-an, musik gothic tetap memiliki pengaruh yang kuat pada musik kontemporer. Pengaruh suara gelap, atmosfer yang intens, dan tema-tema kegelapan masih dapat ditemukan dalam karya-karya seniman modern seperti Chelsea Wolfe, HEALTH, dan Zola Jesus. 

Musik gothic terus menginspirasi generasi baru seniman untuk mengeksplorasi ketidaknyamanan dan kegelapan dalam karya-karya mereka. 

Dengan sejarah yang kaya dan kompleks, musik gothic tetap menjadi salah satu genre yang menarik perhatian para pecinta musik yang mencari suara yang lebih dalam dan misterius. 

Dari perkembangan awalnya dalam gerakan post-punk hingga populernya dalam subkultur goth pada era mid-80-an, musik gothic terus membawa pendengarnya dalam perjalanan emosional yang gelap namun memikat.  

Pengaruh musik gothic dan Britpop meluas berkembang sangat jauh melampaui tahun 80-an dan 90-an, mempengaruhi suara-suara bagi seniman kontemporer di berbagai genre. Band-band seperti The xx, Florence + The Machine, dan Arctic Monkeys mengambil inspirasi dari melodi-melodi melankolis musik gothic dan romantisme Britpop, dengan perpaduan gaya mereka sendiri ke dalamnya. 

Dalam beberapa tahun terakhir, ada minat yang meningkat dalam musik gothic dan Britpop, dengan band-band modern memberikan penghormatan pada genre yang berpengaruh ini. Seniman seperti Pale Waves, Lana Del Rey, dan The Horrors menggabungkan elemen estetika gothic dan romantisme ke dalam musik mereka, menciptakan sentuhan modern pada suara klasik dari masa lalu.

Sebagai kesimpulan, eksplorasi musik dari melankolia gothic hingga romantisme Britpop mengungkapkan evolusi yang dinamis dari suara, gaya, dan sentimen. Genre-genre ini mungkin terlihat berbeda, namun memiliki benang merah emosi yang dalam dan cerita yang terus beresonansi dengan pendengar saat ini. 

Dari melodi-melodi yang menghantui dalam musik gothic hingga paduan suara anthemis dari Britpop, warisan dari genre-genre ini tetap hidup di hati para pecinta musik di seluruh dunia.

 Dalam lanskap musik yang selalu berubah, penyatuan melankolia dan romantis menciptakan paduan harmonis yang melampaui waktu dan tren. Saat kita melihat kembali belantika musik gothic dan Britpop, kita diingatkan akan kekuatan musik untuk membangkitkan emosi, menginspirasi kreativitas, dan menyatukan orang dari berbagai latar belakang kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun