Untuk cita rasa dari bakso Pak Ghufron mungkin memang kalah jauh dari warung bakso yang terkenal di Blitar, karena penyedap rasanya memang tak terlalu kuat. Tapi, ketika ditanya ingin makan bakso di mana, aku selalu menjawab di Warung bakso Pak Ghufron.
Ada kenangan makan bakso bersama suami. Dulu, sebelum menikah, kami sering menghabiskan waktu dengan berbagai topik pembicaraan di warung bakso Pak Ghufron. Entah apapun saat itu seolah bahan obrolan tak ada habisnya.
Ketika itu, akhir pekan memang jadi pertemuan yang paling dinantikan. Selain, berkumpul dan berdiskusi dengan para penulis di kota ini, selanjutnya ada jadwal yang telah jadi kebiasaan untuk makan bersama di warung bakso Pak Ghufron.
Awalnya suami hanya ingin mencari teman makan, aku pun mengiyakan karena cerita yang selalu makan sendirian di rumah membuatku tak tega.
Hingga akhirnya, benih-benih perasaan itu mulai tumbuh tak terduga. Dari percakapan yang hanya sekadarnya, dari bahan obrolan tiada habisnya yang terkadang sengaja sudah kubuat list pertanyaan. Â Hingga tak sadar malah jadi malu sendiri dengan Pak Ghufron karena terlalu lamadi warungnya.
Warung baksonya seolah memberikan kenyamanan bagi siapa saja yang datang, terlebih Pak Ghufron selalu ramah kepada tiap pembelinya.
Itulah bakso favorit yang menjadi idaman ketika ingin mengenang masa-masa sebelum pernikahan. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI