Berperan aktif agar dapat menjadi pemasok bahan baku baterai lithium tengah banyak dilakukan oleh berbagai pemain global.
Perusahaan startup asal Brasil, Sigma Lithium Resources Corp, diketahui telah melakukan pendekatan awal dengan perusahaan Tesla serta perusahaan lainnya dalam upaya menjadi pemasok bahan baku utama baterai mobil listrik.
Sebelumnya dilansir dari Reuters, Sigma diketahui telah bertemu dengan pihak pemasok utama baterai Tesla, yaitu Ganfeng Lithium.
Harga lithium global saat ini memang tengah merosot dalam kurun waktu setahun terakhir. Dengan meningkatnya permintaan mobil listrik, harga lithium pun diharapkan dapat kembali normal.
Pihak Indonesia tidak ingin melewatkan kesempatan ini dengan mencoba masuk dalam rantai otomotif dunia. Produk lithium dalam negeri diproyeksikan sebagai akses dalam mewujudkan hal tersebut.
Sejauh ini Indonesia tengah mempersiapkan diri dalam menarik minat perusahaan Tesla berserta produsen otomotif global agar mereka tertarik melakukan investasi di tanah air.
Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan telah ada komitmen investasi Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dari konsorsium perusahaan asing seperti Tesla, Volkswagen, dan Mercedes.
Investasi tersebut mencapai 55,8 triliun rupiah. Luhut bahkan mengimbau para investor agar menanamkan modal dalam pengembangan baterai lithium di kawasan industri di Karawang, Jawa Barat.
Lokasi tersebut dekat dengan berbagai pabrik otomotif yang telah lama berdiri sebelumnya. Luhut pernah mengatakan IWIP mampu menjadi industri sentral dalam memproduksi baterai lithium-ion.
Pertamina turut berencana membangun pabrik baterai lithium yang berlokasi di Jawa Barat pada 2021 mendatang sebagai wujud peralihan yang semula di sektor minyak menjadi energi yang lebih ramah lingkungan.
Dukungan juga datang dari pihak Amerika Serikat dimana mereka ingin menargetkan Indonesia sebagai rekan strategis dalam sektor ekspor untuk beberapa dekade mendatang.
Amerika Serikat disebut tertarik dengan produk baterai lithium yang diproduksi oleh Indonesia. Mereka pun telah menjalin kerjasama agar pemerintah Indonesia mau mengekspor produk baterai lithium dalam negeri.
Hal ini tidak lepas dari pengaruh perang dagang antara AS dan China. Negeri Tirai Bambu menjadi salah satu negara andalan AS dalam ekspor bahan baku lithium. Peningkatan dalam penggunaan mobil listrik juga terus dilakukan.
Bahkan sempat ada wacana bahwa mobil dinas yang digunakan para pejabat pemerintah kini akan dialihkan menjadi mobil listrik dengan alasan menekan tingkat pencemaran udara.
Namun, langkah tersebut dipastikan tidak berjalan mulus lantaran harga pasaran mobil listrik yang terlampau tinggi sehingga kurang mendapat persetujuan dari berbagai pihak.
Potensi baterai lithium dalam negeri mestinya mampu membuka lembaran baru bagi Indonesia sehingga dapat terlibat dalam rantai otomotif global. Mengingat keuntungan yang diperoleh melalui sektor otomotif cukup menjanjikan terlebih dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan.
Surabaya, 16 September 2019