Sepak terjang Gojek di pasar global cukup memuaskan. Terbukti dengan keberadaan Gojek disejumlah negara tetangga seperti Singapura, Thailand, serta Vietnam.
Meski demikian, ketiga negara tersebut tidak menggunakan nama Gojek dalam setiap kegiatan. Gojek terus berupaya memperlebar sayapnya. Terakhir, Gojek berencana agar dapat mengaspal di Malaysia.
Mengetahui hal tersebut, warga setempat banyak yang mempertanyakan langkah otoritas Malaysia yang mengizinkan perusahaan transportasi online asal Indonesia yakni Gojek sehingga dapat beroperasi di negaranya.
Akan tetapi, PM Malaysia, Mahathir Mohammad tidak berpikir demikian. Mahathir justru telah memberikan lampu hijau agar Gojek dapat melakukan ekspansi di Negeri Jiran.
Dirinya mengungkapkan apabila masyarakat masih meragukan aspek keamanan dalam jasa layanan transportasi online Gojek, tidak ada unsur pemaksaan sama sekali dari otoritas agar tetap menggunakan layanan ini.
Mahathir berharap dengan kehadiran Gojek akan mampu mendongkrak kondisi perekonomian terkhusus masyarakat menengah kebawah. Namun, untuk payung hukum yang mengatur keberadaan Gojek disana masih dalam tahap pembahasan.
Sang perdana menteri pun memaklumi apabila banyak kalangan yang menentang rencananya tersebut. Wacana aksi protes di Malaysia mulai digaungkan dalam menolak kehadiran ojek lokal Indonesia tersebut.
Kehadiran Gojek sudah dapat dipastikan akan mengurangi pendapatan para sopir taksi maupun bus yang sebelumnya menjadi andalan masyarakat Malaysia. Hal serupa pernah terjadi di Indonesia.
Dimana beberapa kali perselisihan sempat terjadi antara penyedia transportasi konvensional dengan transportasi online seperti Gojek lantaran kehadiran jasa online yang mengurangi pendapatan yang seharusnya mereka terima.
Bahkan ada opini yang menyebutkan agar masyarakat Negeri Jiran tidak mencoba peruntungan dengan meniti karir di perusahaan Gojek tersebut karena warga setempat lebih layak memperoleh pekerjaan selain Gojek.
Di Malaysia sendiri juga sedang hangat pemberitaan mengenai kehadiran transportasi online karya anak negeri setempat yang bernama Bitcar Malaysia Sdn Bhd.
Bitcar pun telah membuka peluang akan bekerja sama dengan Indonesia. Akan tetapi, perusahaan asal Malaysia ini bakal bersaing dengan dua nama perusahaan besar yang tengah berkuasa, yaitu Gojek dan Grab.
 Ada beberapa alasan mengapa ada penolakan atas kehadiran Gojek di Negeri Jiran. Melihat potensi dan keuntungan yang diperoleh dari layanan jasa transportasi online, Malaysia tidak tinggal diam.
Otoritas Malaysia berinisiatif untuk membangun basis sendiri dengan nama Bitcar. Kabarnya, Bitcar akan mulai mengaspal pada bulan Agustus ini.
Selanjutnya, alasan keamanan saat berada di jalan raya perlu menjadi atensi. Angkutan umum roda dua memang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan roda empat.
Kehadiran Gojek seperti apa yang diharapkan oleh Mahathir untuk membuka lapangan kerja baru dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di era yang serba digital.
Tokoh politik disana juga sempat membuka voting atas perizinan operasi Gojek di Malaysia dengan partisipan warganet. Alhasil, lebih dari 80 persen suara mendukung kebijakan Mahathir.
Menarik untuk dinanti bagaimana kiprah Gojek kedepannya. Jika Gojek berhasil menguasai pasar lokal Malaysia, maka kehadiran Gojek dianggap sebagai tantangan besar bagi Bitcar yang baru seumur jagung
Bogor, 27 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H