Kehadiran ganja dalam kehidupan masyarakat semestinya tidak terus dipandang membawa pengaruh buruk. Ibarat dua sisi koin, ada dampak positif maupun negatif yang terkandung dalam tanaman ini.
Dalam tulisan kali ini akan mengulas sejauh mana sepak terjang ganja di dunia medis yang tentunya dapat membawa pengaruh positif. Ganja diklaim mampu mengobati gejala seperti neuropati perifer, epilepsi, dan kekakuan otot.
Selain itu, ganja ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai produk perawatan kulit seperti mengatasi jerawat dan menjaga kelembapan kulit. Produk yang hadir antara lain sabun wajah, sabun mandi, krim rambut, krim wajah, dan jenis produk lainnya.
Legalisasi ganja pun menuai pro dan kontra sehingga menjadi perdebatan global. Terdapat negara yang melegalkan ganja sebagai pengobatan, namun masih banyak pula yang melarang keras.
Penggunaan ganja telah dinyatakan legal di beberapa negara Eropa. Meski demikian, untuk penggunaan tujuan rekreasi atau bebas hanya diizinkan di Belanda, Spanyol, serta Republik Ceko.
Sementara di Amerika Serikat, saat ini sejumlah 10 negara bagian resmi melegalkan penggunaan ganja medis dan 34 negara bagian lainnya belum mengizinkan ganja medis.
Beberapa Negara Melegalkan Ganja
Thailand merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan ganja. Sejak tahun lalu, diketahui bahwa otoritas Thailand telah melegalkan ganja untuk keperluan dunia medis.
Mulai pekan ini, otoritas Negeri Gajah Putih berencana akan mendistribusikan minyak ganja untuk pertama kalinya yang digunakan untuk keperluan pasien rumah sakit. Diperkirakan sekitar 10 ribu botol ganja telah siap didistribusikan.
Perusahaan penyedia obat dan alat kesehatan Thailand (GPO) mengatakan minyak ganja tersebut digunakan untuk mengobati pasian penderita mual pasca kemoterapi, epilepsi, serta nyeri.
Penderita alzheimer, parkinson, dan perawatan paliatif juga dapat diobati dengan bantuan minyak ganja yang telah diproduksi tersebut.