Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Fenomena Jam Pintar Anak, Perlu Belajar dari Jerman?

25 Juli 2019   17:04 Diperbarui: 29 Juli 2019   05:23 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran perangkat cerdas mulai hadir disetiap aktivitas sehari-hari manusia. Mulai dari speaker hingga fenomena jam pintar yang menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu belakang.

Lembaga riset International Data Corporation (IDC) memprediksi pada tahun 2020 mendatang pangsa pasar smartwatch dalam kategori perangkat wearable atau dipakai di tubuh manusia akan mendominasi secara global.

IDC memproyeksikan pada tahun 2020 jumlah pengiriman perangkat wearable akan meningkat hingga 213,6 juta unit dengan tingkat pertumbuhan sebesar 20 persen per tahun.

Smartwatch atau jam tangan pintar kini telah dilengkapi sistem operasi Android maupun iOS Watch. Fitur yang ditawarkan dalam berbagai jenis smartwatch tidak kalah saing dengan fitur smartphone.

Smartwatch dilengkapi fitur kamera, dapat melakukan panggilan telepon, hingga dilengkapi GPS dimana posisi pengguna dapat terpantau. Ada juga yang dilengkapi sensor accelerometer yang digunakan untuk mengukur percepatan gerak pengguna.

Kehadiran berbagai teknologi di kehidupan saat ini perlu meningkatkan rasa waspada dan hati-hati ketika menggunakan perangkat yang terhubung dengan jaringan internet.

Perangkat cerdas seperti smartwatch yang tidak dilengkapi perlindungan data dengan kode rahasia acak atau teknologi enkripsi justru semakin berbahaya karena mudah diretas dan disalahgunakan oleh penjahat siber.

Laporan The Verge menyebutkan otoritas Jerman sejak beberapa tahun yang lalu diketahui telah mengesahkan aturan tentang larangan penggunaan smartwatch oleh kaum anak-anak.

Bukan malah mempermudah pekerjaan, justru jika smartwatch digunakan oleh anak-anak akan menimbulkan potensi bahaya yang mengancam keselamatan mereka. Hal ini yang menjadi alasan otoritas setempat.

Otoritas Jerman juga sudah resmi melarang penjualan jam tangan pintar untuk anak-anak. Orang tua yang sudah terlanjur memberikan jam tangan pintar kepada buah hatinya, diimbau untuk menghancurkan perangkat cerdas tersebut.

Penyalahgunaan data pribadi oleh oknum tertentu sangat mungkin menimpa smartwatch dengan tingkat keamanan rendah. Salah satunya apabila jam mampu mendeteksi keberadaan anak-anak melalui GPS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun