Pemblokiran game PUBG dikhawatirkan akan mengganggu individu atau kelompok yang berprofesi sebagai gamer profesional. Karena mereka mengandalkan game sebagai pemasukan utama.
Fatwa yang dikeluarkan MUI tidak bersifat mengikat layaknya undang-undang. Namun, hasil keputusan MUI diharapkan dapat memberi masukan terhadap dampak yang timbul dalam game online saat ini.
Disini, peran orang tua dapat dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang tersedia dalam mengontrol waktu batasan dalam bermain game online.
Contohnya seperti Android Play Store juga telah menyediakan aplikasi yang dapat digunakan orang tua dalam mengawasi anak-anak ketika bermain gadget.
Tantangan lain yang dihadapi adalah orang tua wajib memiliki pengetahuan yang lebih luas ketimbang anaknya. Karena banyak ditemukan para orang tua yang mengizinkan anaknya bermain gadget tanpa dibekali pengetahuan yang cukup.
Akan lebih bijak apabila orang tua mengetahui gerak-gerik tanpa disadari sang anak bahwa dirinya selalu diawasi. Disinilah peran teknologi dalam membantu peran orang tua.
Pembatasan waktu bermain sebenarnya lebih kepada urusan pribadi terutama peran keluarga. Selain peran keluarga, komunitas masyarakat juga dapat bergerak dalam mengedukasi masyarakat tentang dampak permainan.
Memberi pengertian kepada masyarakat agar mengikuti aturan yang ada dengan mengunduh aplikasi sesuai batasan usia. Karena hal ini telah melalui kajian oleh otoritas yang berwenang.
Selain itu, pihak PUBG juga telah menerapkan sistem berupa pembatasan waktu untuk mencegah para penggunanya bermain terlampau lama. Sistem ini akan mengingatkan pengguna akan batas waktu yang telah ditentukan.
Dalam rangka menciptakan ekosistem antara permainan dan e-Sport agar lebih sehat dan berpengaruh positif setelah beberapa kasus yang berkaitan dengan kecanduan game tersebut.
Perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap pembatasan waktu dan usia pemain, dampak yang ditimbulkan pada game online, dan peran otoritas dalam menentukan regulasi yang tepat.