Selain dikenal akan keindahan alamnya, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang rawan terhadap bencana alam. Berada di ring of fire sebuah jalur tempat dan berkembangnya gunung api serta berada di jalur gempa bumi teraktif di dunia.
Disamping itu, potensi terjadinya bencana letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan banjir bisa hadir setiap saat. Untuk meminimalisir dampak kerugian bencana alam yang terjadi maka diperlukan mitigasi bencana yang terencana.
UU Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana, baik melalui pembangunan infrastruktur maupun memberikan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi bencana.
Sering dijumpai adanya dampak lanjutan selepas terjadinya bencana alam maupun ketika bencana alam tersebut sedang berlangsung. Salah satu yang kerap terjadi adalah gangguan terhadap akses lalu lintas jalan.
Meningkatnya volume kendaraan menjadi penyebab kemacetan hingga putusnya akses jalan akibat bencana alam yang terjadi. Untuk mengatasi hal ini, masyarakat biasanya memanfaatkan smartphone yang menyediakan berbagai kemudahan.
Fitur Terbaru Google Maps
Aplikasi Gogle Maps telah menawarkan berbagai kemudahan yang membantu pengguna saat berkendara atau berpergian ke suatu lokasi. Salah satu fitur yang cukup membantu adalah menunjukkan jalur lalu lintas tercepat.
Dalam meningkatkan pelayanannya, Google Maps telah memperbarui fitur SOS Alert dengan tujuan memberi informasi kepada penggunanya berkaitan daerah yang mengalami musibah bencana alam dengan tepat.
Sebelumnya, SOS Alert yang dimiliki Google Maps telah diperkenalkan sejak dua tahun lalu. Fitur tersebut akan menyajikan informasi penting apabila di wilayah tersebut sedang terjadi bencana alam.
Pembaruan fitur berupa informasi visual selama bencana alam dan sistem peringatan navigasi yang akan membantu pengguna dalam menentukan rute terbaik di wilayah terkena dampak bencana alam.
Adapun tiga jenis bencana alam yang baru dapat diinformasikan adalah bencana gempa bumi, badai, dan banjir.
The Verge mengungkapkan, pasca kejadian gempa bumi, informasi yang akan ditampilkan Google Maps berupa dengan menunjukkan jarak lokasi pengguna dengan pusat gempa, kekuatan gempa, dan daerah yang terkena dampak gempa bumi.
Sedangkan pada saat terjadi badai, Google Maps berusaha memperkirakan kemana saja arah yang akan dilewati badai dan kapan badai tersebut tiba kepada pengguna apabila sedang berada di dekat lokasi kejadian.
Dan untuk banjir, Google Maps akan memberikan peta area mana saja yang terkena banjir serta tingkat keparahan di beberapa area sehingga pengguna mampu menemukan alternatif terbaik.
Namun, pembaruan fitur ini tidak dapat dirasakan oleh seluruh pengguna Google Maps. Hanya visual gempa bumi yang tersedia secara global.
Visual badai baru tersedia di wilayah Amerika Serikat, Meksiko, Karibia, serta Eropa Barat. Sedangkan di Asia tersedia di negara China, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Dan terakhir visual banjir baru tersedia untuk India dimana negara tersebut sangat rentan terjadinya bencana banjir.
Fitur Google Maps ini bertujuan untuk menjauhi area bencana alam yang sedang terjadi untuk menghindari kecelakaan lalu lintas. Selain itu juga tersedia mode augmented reality (AR) untuk memperjelas titik lokasi pengguna.
Peringatan bencana alam yang dimiliki Google Maps akan terhubung otomatis dengan pengguna pada saat melintasi daerah yang terkena bencana alam.
Informasi perihal penutupan jalan akibat bencana alam akan segera diterima sekaligus alternatif terbaik untuk melewatinya.
Pengguna juga dapat mengakses lokasi bencana yang terjadi di wilayah lain meskipun pengguna tidak berada disana. Cukup dengan meng-input nama daerah dan Google Maps akan menampilkan informasi mengenai daerah itu.
Mampu Mengurangi Dampak Bencana Alam
Sebagai negara yang rawan akan bencana, aplikasi Google Maps dengan fitur peringatan bencana alam dirasa akan sangat membantu masyarakat Indonesia. Terbukti dengan bencana banjir yang melanda di beberapa wilayah Indonesia.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diperkirakan tanggal satu hingga lima Juni 2019 berpotensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia.
Hal ini menyebabkan terjadinya banjir di sejumlah lokasi kota dan kabupaten di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan
Bencana banjir bandang sejak akhir pekan lalu melanda tujuh kabupaten di Sulawesi Tenggara. Kabupaten Konawe menjadi salah satu daerah paling terdampak banjir. Ribuan warga telah mengungsi di 14 titik lokasi.
Gangguan lalu lintas yang terjadi berupa Jembatan Ameroro yang menjadi akses jalan trans sulawesi mengalami kerusakan akibat banjir bandang sehingga tidak bisa dilalui.
Sedangkan banjir di Kalimantan terjadi di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kalimantan Timur menjadi daerah yang paling terdampak banjir tepatnya di Kota Samarinda. Diperkirakan 20 ribu warga terdampak banjir tersebut.
Akses lalu lintas memiliki peran penting dalam menanggulangi dampak bencana. Bantuan berupa makanan dan minuman, obat-obatan, pakaian layak pakai, serta bantuan infrastruktur di lokasi pengungsian perlu dipenuhi segera.
Apabila terhambat, dikhawatirkan akan muncul permasalahan baru yang semakin mempersulit keadaan serta kerugian negara yang lebih besar.
Belajar berinovasi seperti yang dilakukan Google Maps. Memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam mengatasi problematika yang ada di kehidupan terkhusus dalam peringatan bencana alam.
Apalagi di era teknologi digital seperti saat ini. Peran teknologi dalam mitigasi bencana di Indonesia perlu di tingkatkan. Dengan tujuan kerugian materiil dan korban jiwa mampu diminimalisir.
Bogor, 12 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H