"INI... INI... LIHAT INI!" Kataku penuh marah pada Rindang.
Aku kemudian membanting keras-keras laptop kecil warna hitam miliknya itu.Â
Mama dan RIndang berteriak terkejut dan saling memelukkan diri. Aku pun lantas segera pergi meninggalkan rumah.Â
Entah kemana...
***
Malam itu... aku menyadari bahwa bukan film-film korea itu...
Bukan lagu-lagu atau boyband alay macam itu, yang menganggu rumah tangga kami...
Tapi akulah yang selama ini salah karena tidak mengenal sosok RIndang yang sebenarnya.
Wanita yang kutambatkan hati padanya itu, ternyata adalah sosok yang keras kepala dan mau menang sendiri. Ia hanya menginginkan apa yang jadi maunya saja, tanpa peduli apa keinginanku. Ia adalah wanita pemalas yang tidak ingin diganggu oleh siapapun termasuk suaminya sendiri.Â
"Wanita picik..." batinku
Ah... bodohnya aku menikahi wanita seperti itu.Â
Salah siapa aku menikahi orang yang tak banyak kukenal itu. Hanya dua atau tiga bulan saja kami bertemu, lantas kemudian aku memutuskan untuk menikahinya... Hanya karena malu dengan umurku yang sudah semakin tua dan tak kunjung memiliki pasangan itu. Hanya karena lelah dan ingin melepas hasrat kelelakianku.