Prabowo juga mengungkapkan keprihatinan dan kesedihannya, "Kita sangat sedih, akan keberadaan pihak-pihak yang sangat jelas, demi mempertahankan kursi jabatan bersedia melakukan termasuk menggoyahan kerukunan antara suku, antara agama, antara ras. Termasuk juga mengambil resiko mengobarkan kebencian, kecurigaan, dan memperbesar perbedaan terhadap golongan."Â
Sebagai bangsa yang hidup dalam masyarakat multikultural, bagaimana di antara kita saling menghormati dan menghargai satu sama lain sebagai warga masyarakat  Termasuk juga bagaimana saling menghargai dan menghormati hak-hak orang lain untuk mengaktualisasikan diri dalam aspek kehidupan, termasuk dalam menyalurkan aspirasi hak berpolitik.
Penggunaan isu sentimen primodialisme kesukuan dan keagamaan inipun sering secara sengaja dijadikan senjata dipolitisir untuk kepentingan pragmatis jelas adalah bentuk pengingkaran dan pelecehan terhadap pengakuan atas spirit multikulturalisme dan Bhinneka Tunggal Ika.
Mari kita wujudkan, cita-cita yang disepakati oleh para pendahulu kita, cita-cita yang hingga saat ini terus kita wujudkan agar bangsa kita, rakyat kita hidup sejahtera dan terhormat.
"Terima kasih rekan-rekan sekalian atas kepercayaan juga dukungan yang diberikan. Ini sebuah kehormatan bagi saya untuk berjuang bersama saudara-saudara sekalian. Indonesia adalah rumah besar kita bersama. Di mana untuk membangun dan merawatnya diperlukan kerukunan dan kerja sama dari semua pihak," tandasnya.
Alex Palit, jurnalis, penulis buku "2024 Kenapa Harus Prabowo Subianto Notonegoro"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H