Adalah saatnya gerakan "Kebangkitan Indonesia Raya", kita bangkitan kembali dan wujudkan kembali spirit kebangsaan ajaran "Trisakti" BK. Bukan sekedar slogan gelembung busa atau pepesan kosong yang dikoarkan di Pilpres lalu.
Kepemimpinan Pemersatu
Siapa pun capres yang terpilih di Pilpres 2024, yang kita butuhkan adalah sosok pemimpin pemersatu yang mampu merajut dan menyatukan kembali retakan-retakan kemesraan sosial dalam kehidupan berbangsa yang disemboyani Bhinneka Tunggal Ika, yang kini terbelah dan terpolarisasi oleh stigmatisasi sentimen politik maupun lantaran oleh pengopinian ujaran sentimen primodial politik identitas bernada SARA.
Selain itu, sebagaimana disebutkan BK, neokolonialisme adalah penjajahan by proxy, penjajahan by remote control, dan penjajahan 'dari jarak jauh'.
Atas dasar "Kebangkitan Indonesia Raya", di sini saya sengaja mengakhiri tulisan ini dengan mengutip ucapan Prabowo di buku "Surat Untuk Sahabat" yang terhubung dengan "Trisakti" BK: "Saya ingin Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, yang berdiri di atas kaki sendiri. Tidak diinjak-injak, tidak menjadi budak, tidak menjadi kacung bangsa lain".Â
Alex Palit, jurnalis pemerhati budaya musik dan politik Aliansi Pewarta Independen "Selamatkan Indonesia".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H