Tak kuasa menahan, akhirnya air mata menetes membasahi pipi, selamat ulang tahun mas Franky, damai bersamaNya.
Almarhum adalah sosok yang begitu spesial buat saya. Ia bukan saja sumber berita, sudah seperti kakak yang banyak memberi ruang buatku beraktualisasi sebagai jurnalis, foto jepretanku dengan kamera Nikon FM2, diminta untuk jadi kover album Perahu Retak, Anak Emas, Menangis, juga Cendera Mata (Andy Liany).
Almarhum juga memberi kepercayaan menyusun memilih urutan lagu di album Perahu Retak, Orang Pinggiran, Menangis, juga The Best Franky & Jane.
Sebagai seniman musik, mas Franky punya pergaulan luas dengan orang partai politik,dan sempat memasukkan namaku di DPP PAN Â kala itu dipimpin Ketua Umum Soetrisno Bachir.
Suatu hari, saya, Franky dan Teguh Esha, bertemu dalam sebuah obrolan untuk bikin buku mas Franky. "Hanya kamu Lex yang bisa nulis Franky, karena kamu tahu jeroannya Franky" celetuk penulis novel "Ali Topan Anak Jalanan".
Keinginan menulis buku ini langsung ambyar, begitu dengar duka meninggalnya mas Franky. Kedukaan yang begitu mendalam membuat saya tidak sanggup lagi, karena saya tidak ingin air mata senantiasa saat mengenangnya.
Dan hari ini, 16 Agustus 2021, bertepatan ulang tahunnya ke 68, saya  dikenangkan kembali sepenggal kisah bersamanya, yang ingin saya tuliskan kembali sebagai in memoriam Franky Sahilatua.
Anak Zaman
Dalam kiprahnya di jagad musik Indonesia, penyanyi kelahiran Surabaya, 16 Agustus 1953, bernama lengkap Franklin Hubert Sahilatua ini memang sudah terbilang melegenda di panggung musik pop lewat sejumlah karya berirama balada country yang sudah tidak asing lagi, seperti Bis Kota, Musim Bunga, Perjalanan, Lelaki dan Rembulan, dan Kemesraan, memang punya daya tarik tersendiri untuk dikenang.
Mengawali kariernya sebagai pemusik dimulai tahun 1973, dari hobbynya nonton film western yang diselingi musik ilustrsi lagu-lagu cowboy, itulah yang menggugah hatinya untuk dapat memainkan musik yang berirama country.
Karena, menurutnya, musik country mampu menyediakan keleluasaan untuk menampung kegelisahan sosial si pemusik lewat tema-tema liriknya. "Buat saya musik country tak lagi cuma warna atau jenis musik. Lebih dari itu: sudah merupakan semangat," ungkapnya. Bagi Franky musik adalah medium bahasa yang pada akhirnya menghasilan suatu kepribadian.