Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kami Makan Apa...?

22 Juli 2021   12:30 Diperbarui: 22 Juli 2021   20:39 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu pun dengan "Kami Makan Apa...?", yang dinyanyikankan Elpamas pada intinya adalah sebagai ekspresi kesenimanannya. Dari syair atau puitisasi bait-bait lirik di lagu tersebut -- atau bahkan nada-nada itu sendiri -- terkandung pesan yang ingin disampaikan oleh sang musisi atau pencipta lagu tersebut lewat bahasa musik untuk kemudian diinterpretasikan, diterjemahkan, dimaknai dan diapresiasi dalam konteks zaman, kemarin, kini dan esok.

Musik itu sendiri tidak pernah mati. Ia akan terus hidup mengatasi ruang dan waktu, kemarin, kini dan esok, menemukan kembali relevansinya secara kontekstual dengan realitas sosial yang ada.

Termasuk, adakah lagu yang dirilis 29 tahun lalu, di tengah pemberlakuaan PPKM masih relevan atau menemukan kembali relevansinya secara kontekstual dengan realitas sosial yang terjadi saat ini. Sebagaimana yang tersurat dan tersirat di lagu "Kami Makan Apa...???":

Naluri manusia berkumpul, berkata-kata
Berucap, berteriak, berkesimpulan
Kenyataan di sana terbalik dan berubah
Larangan dan aturan jadi transparan

La-la-la-la, la-la-la-la-la-la ooh ya

Di manakah harapan 

Yang pernah engkau janjikan? Euw, euw
Kenyataan di sini kami harus makan nasi

Kadang ada debat yang memuncak
Kadang ada suara yang sumbang
Kadang ada suara pasrah, yah
Kadang ada suara chord, setuju

Jangan kau usik kehidupan kami
Jangan kau rampas hak kami
Jangan kau usik kehidupan kami
Jangan kau kuras perut kami

Oh, di mana harapan 

Yang pernah engkau janjikan? Teot teblung
Kenyataan di sini kami harus makan nasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun