Sepayung kita berdua, genggam erat tanganmu / Susuri jalan berdebu tanpa arah tujuan / Kita hanya membunuh waktu yang ada / Kuelus helai rambutmu yang jatuh tergerai / Kau tatapi diriku dengan tatap yang manja
Itulah cuplikan dari lirik lagu "Sepayung Berdua". Setiap pasangan suami istri (pasutri) pasti punya romantisme kenangan indah yang mengabadi. Tak ubahnya dengan pasutri Hengky Supit dan Natalhie. Romantisme kenangan indah saat susuri jalan sambil sepayung berdua kemudian oleh Hengky Supit dituangkan dalam lagu berjudul "Sepayung Berdua"
"Amsterdam itu kota hujan seperti Bogor. Jadi kita sering keluar rumah berdua jalan kaki sambil berpayungan, sepayung berdua," kata Hengky. Kisah romantisme sepayung berdua ini yang kemudian menginspirasi dijadikan lagu, sekaligus judul album  "Hengky Supit Reborn -- Sepayung Berdua", dirilis bulan Agustus 2018, berisikan sembilan yaitu Sepayung Berdua, Cintai Aku, Menahan Rindu, Berjanji Kita Bersama, Aku Akan Kembali, Dalam Rindu, Bila Jalan Mendaki, Hanya Dirimu, dan Tetap Utuh.
"Album ini berpesan bahwa cinta adalah sesuatu yang indah dan penting dalam hidup kita," ujar pria lahir di Palu -- Sulawesi Tengah, 28 Desember 1969, anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Chris Supit dan Roswaty Kariono, yang pernah menyabet gelar the best vocalist -- Festival Rock se-Indonesia VI (1991), saat gabung sebagai vokalis Whizzkid.
Kembali ke soal Nathalie. Perkenalan Hengky dengan perempuan kelahiran Groningen 1 Maret 1966, bernama lengkap Nathalie Gepke Elisabeth Kollmann, saat ia sedang rekaman lagu Bila Engkau Izinkan di Gins Studio, Tomang -- Jakarta, musiknya digarap gitaris Elpamas Toto Tewel, dibantu Didiek Sucahyo (bassist Elpamas) dan Inisisri (dramer Swami).
Ternyata "mak comblang" yang memperkenalkan Hengky dengan Nathalie adalah Didiek Sucahyo. "Heng, mau aku kenalkan dengan cewek dari Belanda, namanya Nathalie, ceweknya cakep," kenang Hengky. Ternyata Didiek sudah pacaran dengan Diana yang juga asal Belanda, teman Nathalie. Begitu bertemu di studio, berkenalan, dilanjutkan saling pendekatan.
Kedatangan ke Indonesia yang saat itu berstatus mahasiswi Universiteit van Amsterdam (UVA) jurusan Antropologi, adalah dalam rangka penyelesaian skripsi dan penelitian studi masternya di Klaten -- Jawa Tengah, mengambil studi kasus tingkat kematian ibu saat melahirkan.
"Tepatnya kita pacaran mulai awal 1993. Sekitar empat tahun kita pacaran," ungkap Hengky, sambil menambahkan, pada 15 Desember 1997, pasangan ini menikah di Jakarta.
Tiga bulan setelah terjadinya Kerusuhan Mei 1998, pasangan ini memilih hijrah ke Belanda, ke Amsterdam, pulang kampung menempuh kehidupan di kampung halaman sang istri Nathalie.
Mulai saat itulah Hengky mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga di Negeri Kincir Angin. "Saya harus cari pekerjaan dan bekerja untuk kebutuhan hidup, karena tidak mungkin mengandalkan kebutuhan hidup dari musik, apalagi saat itu saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang jelas beda dengan di Indonesia, jadi saya harus fight," jelas Hengky yang kini berdomisili di Amsterdam.
"Nathalie juga sempat bekerja di Universiteit van Amsterdam tapi tidak sebagai tenaga pengajar, setelah itu kerja di Rutgers WPF sebuah Yayasan Belanda yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat, seperti Aids, dan seksualiteit," lanjutnya.
Dari hasil pernikahan dengan Nathalie Kollmann, Hengky dikaruniahi tiga anak yaitu Kim Tita Supit, Levi Chris Supit dan Bo Job Supit.
Meski kesehariannya banyak disibukkan oleh aktivitas pekerjaan dan urusan rumah tangga, Hengky mengaku tak bisa meninggalkan dunia musik yang sudah ia geluti semenjak kecil. Disela-sela kesibukannya dengan urusan pekerjaan dan keluarga, Hengky memanfaatkan waktu luangnya tetap bermusik. Dan kini selain bernyanyi juga merangkap sebagai pemain gitar.
Selain memperoleh predikat the best vocalist -- Festival Rock se-Indonesia VI, saat gabung sebagai vokalis Whizzkid. Hengky sempat bersolo karir dan meraih sukses dengan melejitnya single lagu berjudul Bila Engkau Izinkan yang musiknya digarap oleh Toto Tewel, lewat album Top Ten Indonesia Rock Vocalist (1994) yang diproduseri Log Zhelebour (Logiss Record).  Berikutnya di tahun 1995, Hengky Supit merilis solo album berjudul Isi Hati di bawah label Musica Studio.
Saat di Belanda, dengan beranggotakan Hengky Supit (vokal & gitar), Prima Asmara (bas) dan Jaap Lubbers (vokal & dram), membentuk The Tuning Band, trio ini manggung di beberapa  kafe di Amsterdam. Grup band ini sempat mengalami perubahan formasi di mana posisi Jaap Lubbers digantikan Rio Bakara, dan ketambahan personil Heri Sasmito (vocal dan rythm gitar).
Di tahun 2010, berlibur ke Indonesia, Hengky sempat gabung lagi di Whizzkid merilis album  Nothing but Love. Di album ini, ada reunian vokalis, selain Hengky ada dengan Ali Akbar yang juga sebelumnya pernah jadi vokalis Whizzkid.
Di tahun 1991, Whizzkid mewakili Jakarta untuk mengikuti Festival Rock se-Indonesia VI, berhasil meraih juara kedua dan best performance, dan Hengky Supit dinobatkan sebagai the best vocalist.
Berikutnya, di bawah bendera Bengkel Musik Gong (BMG), Whizzkid berformasikan Hengky Supit (vokal), Ayat (gitar), Jaya (gitar), Achonk (bas) dan Agil (dram) single berjudul Percayalah, yang kemudian disusul album kedua Gadis Kecil (1994). Tak lama setelah itu, Hengky yang juga sempat jadi backing vocal Gong 2000 dan Kantata Takwa ini hengkang dari Whizzkid, bersolo karir.
Sedang saat di Amsterdam, di tahun 2013, Hengky merilis album berlirik bahasa Inggris bertajuk Crazy Monkey. Disusul di tahun 2018, kembali merilis album bertajuk Hengky Supit Reborn -- Sepayung Berdua.  Album  ini dipasarkan lewat iTunes, Spotify dan platform penjualan lagu online lainnya. Album ini tak lain adalah ekspresi kerinduannya untuk kembali menyapa penggemarnya bahwa Hengky Supit masih ada dan masih eksis.
Pada April 2021, merilis mini album berjudul Nathalie berisi lima lagu Nathalie, All I Wanna Do, Menaksir Jarak, Bersama Kita dan Nathalie (Bhs. Inggris).
Menurut Hengky, mini album yang bernuansa balada ini didedikasikan untuk mengenang mendiang sang istri tercinta yang meninggal dunia di tahun 2020 akibat penyakit yang dideritanya. "Mini album berisi lagu-lagu yang bercerita kisah nyata perjalanan perjalanan cinta dan kehidupan aku bersama Nathalie," ujar Hengky, sambil menambahkan harapan semoga album ini bisa diterima masyarakat musik Indonesia.
Hengky pun berkisah tentang lagu All I Wanna Do, lagu yang dibikin bikin berdua semasa Nathalie masih hidup. "Lagu ini punya historis buat kita. Lagu ini berceita tentang harapam untuk tetap bersama membina cinta dan tetap langgeng. Tapi semua sudah menjadi kehendak yang di Atas" papar Hengky, lirih. "Bagi saya, Nathalie adalah hidup saya. Buat saya dan anak-anak adalah segalanya," sambungnya. Â
Lebih mendalam lagi Hengky mengatakan bahwa Nathalie hanyalah sebuah nama dari sebuah judul album, yang kebetulan nama istrinya. Â Sementara isi atau pesan mendalam lagu album ini sebagai ungkapan rasa sedih dan rasa duka bagi orang yang ditinggalkan atau kehilangan oleh orang yang dicintai. "Album ini mewakili orang-orang kesedihan orang-orang yang pernah ditinggalkan atau kehilangan orang yang dicintai. Dan album ini mewakili kesedihan saya, orang yang kehilangan orang yang dicintai," ungkapnya.
RIP Nathalie Gepke Elisabeth Kollmann, damai bersama-Nya.
Alex Palit, citizen jurnalis musik, penulis buku: Rock Humanisme -- God Bless, God Bless -- Aku Bersaksi, Nada-Nada Radikal Musik Indonesia, dan Sejarah Festival Rock se-Indonesia -- Log Zhelebour.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H