Padahal sebagai antitesa Jokowi, Prabowo dianggap bisa menjadi pihak yang menyerap kehendak rakyat. Di awal sebenarnya harapan tersebut sempat ada, ketika pertemuan Prabowo dan SBY pertama kali lebih membahas kecocokan ideologi, membahas gagasan dan visi misi bersama, ketimbang berbicara bagi-bagi jatah kekuasaan. Namun harapan itu pupus ketika rumor "jenderal kardus" menguap kepermukaan.
Nama-nama yang diharapkan rakyat seperti AHY, Anies Baswedan, Salim Segaf Al-Jufri kandas. Jika dikelompok Jokowi kartel diterapkan dengan "kepentingan", maka di kubu Prabowo kartel diwujudkan dengan saweran fulus.
Pernyataan politisi Demokrat Andi Arief membuka mata kita tentang politik kartel yang benar adanya. Ada transaksi, ada aliran uang, dan kepentingan yang membayang-bayangi. Adakah pemimpin kedepan berpihak kepada rakyat? Waktulah yang akan menjawab dan sejarah yang akan mencatat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H