Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dokter Lie Dharmawan, Pahlawan Orang Miskin Pulau Terpencil

10 November 2022   22:34 Diperbarui: 10 November 2022   22:49 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga mengantri untuk mendapatkan giliran diperiksa kesehatan mereka (Foto: dokterSHARE)

"Idealnya saat ada orang sakit, dia datang ke dokter. Tetapi tidak seperti itu kalau di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan. Misalnya di Seumlaki hanya ada puskesmas. Tidak memadai. Kalau mau ke rumah sakit mereka harus berlayar tiga hari dua malam ke Pulau Kei Kecil. Berapa biaya yang mereka keluarkan untuk transport, buat makan, berobat dan sebagainya?" jelas Lie Mei Phing, anggota doctorSHARE.

Survei 

Karena banyak sekali daerah yang mengharapkan kehadiran doctorSHARE, maka tim terlebih dahulu harus melakukan survei untuk memastikan daerah mana yang sungguh-sungguh membutuhkan bantuan mereka.

Survei juga antara lain untuk memastikan jenis penyakit yang kerap mewabah, respons masyarakat terhadap penyakit dan terutama menjajaki apakah ada yang meneruskan pelayanan bagi orang sakit setelah Doctorshare meninggalkan daerah tersebut?

"Kami sadar tenaga, waktu dan bekal obat-obatan yang kami miliki serba terbatas. Karena itu kami berharap, setelah dari situ, ada orang yang melanjutkan pelayanan. BBM kapal juga perlu diperhitungkan karena itu menelan biaya paling besar dari seluruh operasional. Ini merupakan pertanggungjawaban kami kepada donatur," terang Mei Phing.

Sebenarnya  doctorSHARE telah  memiliki 3 buah kapal. Tetapi kapal pertama mereka yang diberi nama "Bahenol" tenggelam di Selat Sape, NTB pada tanggal 17 Juni 2021 lalu, usai melakukan pengobatan dan operasi di Pulau Semau, NTT. Kru kapal melihat percikan api dari salah satu ruang mesin yang diperkirakan akibat korsleting. Enam orang kru di dalamnya selamat.

Kapal RSA yang ketiga dirancang cukup besar , bisa memuat 50 ranjang untuk pasien. Kapal ini, kata Mei Phing,  akan selalu berada di perairan Maluku, bergerak dari pulau ke pulau  antara tiga sampai enam bulan.

 Telemedicine

Menurut Mei Phing, kebutuhan dokter untuk masyarakat kecil di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan, selalu menjadi kendala karena tidak banyak dokter yang siap ditempatkan di pedalaman.

"Analoginya gini deh. Kalau kita lihat orang kelaparan, kita akan memberinya uang sekadarnya. Tapi siapa dari antara kita yang menjual mobil, rumah, dan seluruh hartanya untuk memberi makan orang yang kelaparan itu?"

Para dokter juga begitu kata dia. Mereka tidak mau melepas jabatannya, kedudukan yang mapan, praktik yang ramai di perkotaan untuk pindah ke daerah terpencil yang infrastrukturnya minim. Tetapi mereka tidak keberatan atau bahkan sangat ingin menyumbangkan waktunya beberapa jam dalam seminggu untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun