Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumpah Pemuda: Mengenang Komponis Alfred Simanjuntak

27 Oktober 2022   19:21 Diperbarui: 28 Oktober 2022   12:35 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komponis Alfred Simanjuntak (Sumber: indonesianusantaratercinta.wordpress.com) 

Himne PKB
Suatu kali pada 1999, mantan presiden ke-4 RI Gus Dur memintanya  membuat lagu himne untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sepulang dari pertemuannya dengan Gus Dur, ia menciptakan lagu tersebut.

"Saya diminta menggubah lagu himne PKB. Saya juga tidak tahu dari mana dia tahu nama saya. Jadi, saya pergi ke rumahnya, ngobrol, pas pulang di perjalanan saya mendapatkan ilham untuk lagu PKB. Proses pembuatannya cepat. Saya dibayar Gus Dur, tapi saya lupa besarnya berapa," kata Alfred. 

Nama Alfred Simanjuntak kemudian tenar karena dialah yang menciptakan lagu Bangun Pemudi Pemuda yang dilantunkan tiap tanggal 28 Oktober dalam rangka Hari Sumpah Pemuda. Putra pasangan guru Lamsana Simanjuntak-Kornelia Silitonga adalah anak pertama dari delapan bersaudara.

Sejak tahun 1950, ia bekerja tetap di Badan Penerbit Kristen (BPK) Gunung Mulia, Jakarta, dan sempat menjadi pimpinannya. Akan tetapi, dia tetap aktif di musik. Tahun 1967, dia turut mendirikan Yayasan Musik Gereja (Yamuger) dan pada tahun 1985 memprakarsai Pesta Paduan Suara Rohani (Pesparani).

Hingga kini, Alfred sudah menulis sekitar 42 lagu terdiri dari lagu gereja, kebangsaan. Dia juga pernah menulis lagu dalam irama dangdut, Terumbu Karang atas permintaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang akan disosialisasikan kepada masyarakat di kawasan pesisir Riau.

Tak terlalu banyak lagu ciptaan Alfred dalam Kidung Jemaat. "Hanya sekitar 7 buah. Tetapi yang paling saya sukai adalah nomer 432 dalam Kidung Jemaat," ujarnya. Lagu itu berjudul Jika Padaku Ditanyakan.

"Itu refleksi Injil. Injil berisi tentang orang-orang yang sakit, menderita , miskin dan sebagainya," kata Alfred.

Inilah syair lagu Jika Padaku Ditanyakan:

Jika padaku ditanyakan apa akan kuberikan pada dunia yang penuh penderitaan

Kan kusampaikan kabar baik pada orang-orang miskin

Pembebasan bagi orang orang yang ditawan

Yang buta dapat penglihatan

Yang tertindas dibebaskan

Sungguh tahun rahmat Tuhan sudah tiba

Krajaan Allah penuh karunia

Itu berita bagi isi dunia

1-a-kidung-online-yamuger-635a76cc97125e3e5b47d972.jpg
1-a-kidung-online-yamuger-635a76cc97125e3e5b47d972.jpg

(Sumber: Yamuger-Kidung online)

"Setahun terakhir ini Pak Alfred sering sakit. Dia terserang stroke.  Tetapi kemudian menjadi komplikasi ginjal, paru-paru dan gula darahnya naik. Tanggl 26  Juni sebenarnya beliau akan dibawa pulang dari RS untuk  home care. Tapi ternyata pagi tadi, beliau sudah pergi," kata Sonny, staf Yamuger.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun