Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kiprah "Mandor" Jonan di Kereta Api Indonesia

29 Agustus 2022   18:27 Diperbarui: 2 September 2022   04:45 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa-masa "kegelapan" naik KAI. (sumber: Mojosariblogspot.com)

Pendapatan KAI melonjak hingga 300 persen.

Hasilnya dari rugi 82,6 miliar rupiah pada tahun 2008, PT KAI meraup laba bersih 155 miliar rupiah pada tahun 2009.  Jika pada awalnya PT KAI masuk kategori BUMN dengan predikat  BBB alias kurang sehat, di tangan Jonan menjadi kategori BUMN sehat dengan peringkat A.

"Bekal saya hanya kegemaran naik kereta api di Amerika, Jepang, Prancis. Saya mencatat dan mencermati bagaimana pelayanan kepada penumpang, kondisi stasiun, manajemen dan profesionalisme petugas. Waktu saya masuk tidak ada sama sekali sistem yang diwariskan. Saya memelopori semua sistem perkeretaapian yang sekarang. Ada baiknya juga karena saya bisa bikin roadmap perkeretaapian Indonesia," ujarnya.

=000=

Jonan menerapkan "customer oriented". Bukan "product oriented".  Ia memberi teladan dengan terjun sendiri ke lapangan. Kesejahteraan karyawan ditingkatkan. Gaji masisnis yang hanya 2,6  juta rupiah ia naikkan hingga 7 juta rupiah per bulan. "Reward and punishment" yang konsisten dan transparan diberlakukan. Ia juga mengirim sebanyak mungkin karyawan belajar ke luar negeri.

"Saya yakin kalau kita customer oriented dan menerapkan good corporate governance, semua akan berubah," yakin Jonan.

Jonan mengakui ia tidak menciptakan penemuan baru. Tetapi perubahan harus dimulai dari seorang pemimpin. Maka baginya kepemimpinan harus memenuhi sejumlah syarat.

Suasana nyaman dalam kereta api eksekutif (Sumber:Dok.PT.KAI) 
Suasana nyaman dalam kereta api eksekutif (Sumber:Dok.PT.KAI) 

Pertama, harus memberikan contoh. Seorang pemimpin harus mau turun ke lapangan untuk mengawasi. Pemimpin harus menjadi teladan. 

"Kalau itu saja tidak bisa, saya juga tidak akan memimpin. Jika dihadapkan pilihan antara orang yang sangat mampu atau bisa memberi contoh, saya akan memilih yang bisa memberi contoh," kata Jonan.

Kedua, "passion". "Passion" ini menurut Jonan sukar diduplikasi, karena mengandung  kemauan dan semangat yang tinggi, tidak kenal lelah untuk memperbaiki. "Kalau perlu sabar, ya sabar. Kalau perlu tidak sabar, tidak sabar. Jadi, passion ini harus terus-menerus dan konsisten."

Dan ketiga, konsisten. Konsisten melakukan semua hal yang sudah dirumuskan bersama. Kalau orientasinya kepada pelanggan, maka konsistenlah di bidang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun