Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

GPIB Imanuel Gambir: Yang Renta di Tengah Metropolitan Jakarta

24 Agustus 2022   21:40 Diperbarui: 24 Agustus 2022   21:53 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiang-tiang penyangga yang kokoh (sumber: jejakpiknik.com)

"Hitung-hitung mengobati kangen," kata Dominick yang senang mengunjungi gedung-gedung peninggalan Belanda di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.

***

Gereja Immanuel dibangun atas perintah Raja Willem I, berkuasa antara 1813- 1840, yang ingin menyatukan jemaat protestan Belanda di Batavia dalam sebuah gereja. Meskipun demikian, penyatuan antara jemaat Reformasi dan jemaat Lutheran di Batavia baru benar-benar terjadi tahun 1854, atau 15 tahun setelah gereja diresmikan.

Gereja yang persis berhadapan dengan Stasiun Gambir ini mulai dibangun tepat pada ulang tahun Raja Willem I ke-63, 24 Agustus 1835.  Diresmikan pada tanggal yang sama tahun 1839.

Sebagai penghormatan kepada sang raja, gereja ini diberi nama Williamskerk. Tetapi sejak 1948 diganti dengan nama Immanuel; kata dari bahasa Ibrani yang berarti "semoga Tuhan selalu beserta kita".

Bergaya Klasik

J.H. Horst, arsitek Gereja Immanuel mengadaptasi gaya paladian, terkenal dengan tiang-tiang kokoh yang menyangga kerangka bangunan.

Diciptakan oleh Andrea Palladio, italiano yang hidup antara 1508-1580, berkembang pesat di Inggris pada pertengahan abad ke-17. Abad-abad selanjutnya menyebar ke seluruh Eropa, lalu Amerika Utara, dan menjadi klasik.

Bagian dalam gereja berbentuk lingkaran. Horst menggabungkan ide teater dari kebudayaan Helenis dan arena dari kebudayaan Romawi,  meniru kuil-kuil Romawi pada abad pertama masehi.

Tempat duduknya melingkar, mulai dari yang rendah, bertingkat-tingkat ke atas, ditambah balkon. Bisa menampung sekitar 800-1000 jemaat. Model ini sangat khas gereja-gereja Lutheran di Eropa yang terkesan mempersatukan jemaat dengan pendetanya. Ada tempat duduk khusus buat gubernur jenderal Belanda.

 Serambi-serambi di bagian utara dan selatan, masing-masing ditopang enam pilar kokoh, menciptakan dua bundaran konsentrik mengelilingi ruang ibadah.

Tiang-tiang penyangga yang kokoh (sumber: jejakpiknik.com)
Tiang-tiang penyangga yang kokoh (sumber: jejakpiknik.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun