Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Frans W.Hebi: Kebaikan Berbuah Kebaikan

18 Agustus 2022   13:42 Diperbarui: 18 Agustus 2022   13:46 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbuat baik kepada orang lain, karena lewat cara itulah FWH dan keluarganya bersyukur kepada Allah yang telah menolong mereka melalui tangan-tangan orang lain. Dengan keyakinan itu pula, kata FWH, mereka berani melepas anak-anaknya pergi kuliah tanpa biaya yang besar. Martha dan adik-adiknya bisa bersekolah dengan baik, meskipun tidak semua bisa masuk perguruan tinggi. Mereka dapat bercerita panjang tentang kasih karunia Allah ini.

Martha Hebi, putrinya,  pernah cerita kepada saya. Suatu kali ada orang datang minta beras. Mereka tidak punya, kecuali beberapa kilogram  gabah di atas para-para untuk bibit tanam musim berikutnya. FWH menurunkan gabah itu. Menumbuk dan menapisnya sendiri. Dan ia berikan semua kepada orang itu.

"Kau tahu Lex, Bapa bilang apa? Dia bilang, kita masih bisa makan ubi. Bayangkan!" Martha tertawa. Martha kini seorang aktivis perempuan dan pengiat LSM, menetap di Sumba.

Waktu FWH bercerita tentang hukum alam "kebaikan berbuah kebaikan" itu, ia belum membaca buku  Rhonda Byrne The Secret (2006) yang menjelaskan tentang hukum tarik-menarik sebagai hukum alam yang menentukan keutuhan dan  keteraturan alam semesta yang ia sebut proses "kemiripan menarik kemiripan."

Sederhananya, kata Byrne, persis seperti yang kita pikirkan, inginkan, rasakan, kerjakan, akan dikirim ke alam semesta melalui sebuah frekuensi. Frekuensi yang kita kirim tadi akan ditarik kembali ke arah kita dalam keadaan persis sama. Maka kalau kita berbuat baik kepada orang lain atau alam, mereka akan membalas dengan perbuatan baik yang sama juga.

Jauh sebelum Rhonda Byrne bicara soal ini, novelis Brasil Paulo Coelho dalam Sang Alkemis (1988) telah menceritakan tentang hal yang mirip, yakni keyakinannya terhadap "upaya keras dan niat baik yang akan didukung oleh semesta".

Substansinya sama: Kebaikan berbalas kebaikan. Coelho mempersonifikasikan Tuhan sebagai "semesta" dalam cerita si gembala Santiago yang peka melihat tanda-tanda dari DIA, dan karena yakin dengan tanda-tanda itu ia  membuat keputusan untuk mengejar impiannya. Memang banyak cobaan, tetapi Santiago tak menyerah.

Dalam konteks dua penulis ini-yang entah menuliskan pengalaman mereka sendiri atau pengalaman orang lain sehingga novel mereka laris hingga terjual puluhan juta eksemplar-saya menempatkan pengalaman hidup FWH yang membuatnya sampai pada kesimpulan "kebaikan berbalas kebaikan" sebagai pengalaman yang kontekstual dan menguatkan.

Saking FWH percaya pada "kebaikan berbuah kebaikan" ini, setiap kali anak-anaknya berulang tahun dan mereka ingin 'makan besar', FWH memberi jaminan, "Tunggu saja.Nanti kita berpesta!" Dan pesta selalu terwujud karena mata kailnya ditelan ikan besar atau belut besar, sampai ia perlu beberapa orang lain untuk membantunya membawa ikan dan belut itu ke rumah.

"Entah kenapa saya tidak pernah meleset. Setiap kau punya adik-adik mau ulang tahun, pasti saya dapat ikan besar atau belut besar," kata FWH. Mama Elisabeth membenarkan perkataan FWH.

Dan kemudian terbit autobiografi  Jejak Langkah Frans W.Hebi; Wartawan Pertama Sumba. Seperti tidak semua orang memilih menjadi wartawan, demikian pula tidak semua orang mau menulis kisah hidupnya dalam bentuk buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun