"Tenaga kesehatan sangat jarang waktu itu. Apalagi akses jalan belum seperti sekarang. Saya harus jalan kaki tiga-empat jam baru sampai ke tujuan," ujarnya.Â
Tetapi itu peristiwa dua puluh tahun lalu. Kini Bidan Regi adalah kepala Puskesmas PONED (Pelayanan Obsteri Neonatal Emergency Dasar) yang menjadi bagian dari Puskesmas Asologaima, Distrik Asologaima, Jayawijaya.
Puskesmas Asologaima berdiri di lahan seluas hampir dua hektar, terletak  di sisi jalan raya yang menghubungkan Wamena-Tiom, dan  telah dilengkapi dengan Instalasi Rawat Inap (IRNA).  Puskesmas Asologaima menjadi Puskesmas Rujukan untuk dua distrik lainnya yakni Silosukarno Doga dan Muliama, selain Asologaima.
"Kalau ada pasien dari kampung-kampung di tiga distrik yang tidak bisa ditangani kader kesehatan, mereka akan membawanya ke sini. Kalau kami di sini tidak bisa tangani, segera dirujuk ke RSUD Wamena," jelas Regi. Wamena bisa ditempuh dengan kendaraan selama 45 menit. Â
Pengawas MTBSM
Regi juga menjadi pengawas bagi kader kesehatan untuk program Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis Masyarakat (MTBS-M) Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI). Setiap ada kegiatan Posyandu yang melibatkan kader MTBSM di kampung-kampung di tiga distrik itu, Â Regi selalu turun tangan.
"Saya pastikan soal penyimpanan obat, cara menganamnese dan cara memberi obat terhadap pasien. Sangat beruntung sekarang ada kader MTBSM, sehingga warga yang jauh dari Puskesmas bisa ditolong jika ada balita atau orang dewasa yang diare, batuk dan demam. Para kader sudah kami ajari untuk bisa mengatasi beberapa penyakit ringan," kata Regi yang kerap mengunjungi kader-kader di kampung  Elaboge, Logotpaga, Helefa, Asologaima dan Wame.  Kampung-kampung ini sudah dilewati jalan perkerasan. Regi hanya perlu berjalan kaki sekitar 30 menit atau satu jam dari jalan besar.
Regi sudah jarang turun ke lapangan. Namun tidak berarti kegiatannya berkurang. Ia sekarang lebih banyak menolong kelahiran di Puskesmas PONED.
"Peralatan untuk membantu kelahiran cukup lengkap di sini. Kami turut disokong WVI menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi. Dari pakaian, pempers untuk ibu, baju bayi hingga minyak telon. Ini WVI sudah banyak sekali membantu kami," aku Regi.
Perlengkapan ibu dan bayi terlihat sepele, tetapi sangat penting.
"Ibu hamil yang mau melahirkan datang hanya dengan pakaian di badan. Bayangkan kalau tidak ada bantuan ini," ujar Regi. Ia membuka lemari dan menunjukkan perlengkapan yang ia maksud. Ada pakaian bayi. Juga pakaian bekas layak pakai buat ibu melahirkan.