Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Little Netherland" dan Sejarah Penginjilan di Semarang

7 Agustus 2022   17:26 Diperbarui: 19 Agustus 2022   20:59 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Blenduk Semarang (Sumber: Museumnusantara.com) 

"Nama Blenduk baru muncul pada pertengahan atau akhir abad ke-19," kata Pdt. Yusak Soleiman, Ph.D, teolog dan ahli sejarah gereja. Yusak adalah alumnus Vrije Universteit Belanda. Ia meneliti tentang sejarah jemaat abad ke-17 dan ke-18 gereja ini. Sehari-hari ia adalah dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta. 

Barisan Gedung Kuno

Di sekitar gereja terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda seperti Gedung Marba, Gedung Jiwasraya, kantor Kerta Niaga, Stasiun Kereta Api Tawang dan sejumlah bangunan kuno lain yang masih terawat dengan baik.

Gedung Marba yang berseberangan dengan Gereja Immanuel dibangun pada pertengahan abad ke-19 oleh Marta Badjunet, seorang Yaman, saudagar kapal kaya-raya. Bangunan ini terdiri atas 2 lantai dengan tebal tembok 20 cm.  Gedung ini awalnya digunakan sebagai kantor usaha pelayaran, Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL). 

Selain itu pernah pula ada toko yang modern dan satu-satunya pada waktu itu , de Zeikel. Setelah pensiun, perusahaan pelayaran dipegang oleh anaknya Mr. Marzuki Bawazir. Untuk mengenang jasa-jasa Badjunet bangunan ini dinamai dari singkatan namanya;  Marba.

Gedung Marba (Sumber: Pemkotsemarang.com)
Gedung Marba (Sumber: Pemkotsemarang.com)
Sementara gedung yang sekarang menjadi kantor  PT. Jiwasraya Semarang adalah bekas gedung Nederlandsch Indische Levensverzekering En Lijfrente Maatschappij (NILLMI) yang dibangun oleh arsitek Thomas Karsten pada tahun 1916-an. NILLMI adalah perusahan asuransi Hindia Belanda yang kemudian dinasionalisasi. Gedung ini juga pernah digunakan sebagai kantor Balaikota Semarang pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Gedung Jiwasraya memiliki kubah kecil di tengah atap bangunan. Bangunan berupa simetris dengan pintu masuk berada di tengahnya. Jika dilihat seksama, gedung Jiwasraya bukan menghadap ke arah jalan raya, melainkan serong menghadap Gereja Blenduk dan Taman Srigunting . Hal ini dilakukan untuk mendapat kesan bahwa bangunan ini mengawasi kedua bangunan tersebut.

Gedung Jiwasraya (Sumber: Tripsia.com)
Gedung Jiwasraya (Sumber: Tripsia.com)

Persis di samping Gereja Immanuel terdapat Taman Srigunting. Banyak wisatawan yang sekedar duduk-duduk menikmati suasana Kota Lama sambil menikmati jajanan pasar.

Sejarah Penginjilan di Semarang 

Dalam penelitiannya Yusak Soleiman menemukan bahwa Majelis Gereja Semarang ketika itu telah   melakukan hal yang sangat typical gereja Gereformeerde Belanda pada abad ke-18. Yakni, Majelis Gereja menjadi cerminan dan sekaligus pemimpin gereja dan masyarakat di mana berada.

 "Mereka melakukan Pekabaran Injil (PI) baik di gereja, sekolah dan rumah. Dan kegiatan ini sangat didukung oleh pemerintah," jelas Yusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun