Waktu berkeliling ke Pantai Kasuari di pedalaman Asmat, cerita tentang ini masih saya dengar. Meskipun praktiknya tidak ada lagi. Jasa penginjil Don Ricardson patut disebut di sini. Sisa 'rumah kapal' Don masih saya temukan di Kamur, Â ibukota Distrik Pantai Kasuari.
Rupanya Steven melihat celah yang bisa dimanfaatkan. Ia meracik hal baru. Pemahamannya yang dangkal tentang Alkitab ia gabungkan dengan kultus kargo. Plus ritual black magic. Atau bisa saja, secara psikologis ia merasa benar-benar hebat. Agama dia jadikan tunggangan untuk menipu. Sebab memang sangat afdol.Â
Jadilah ia sang mesias hitam. Black Jesus. Punya power. Punya kekuatan gaib. Konon kata murid-muridnya.
=000=
Mari kita lihat siapa Steven Tari.
Ia dikabarkan lahir tahun 1971. Berarti, ketika mulai "berpraktik" pada 2003 ia baru berusia 32 tahun. Berbadan langsing. Sekitar 173 cm tingginya.
Sebelum memulai petualangannya, Steven adalah murid di Sekolah Pendidikan Alkitab Amron, Madang. Sebut saja Sekolah Tinggi Teologi  (STT) Amron. Sekolah ini beraliran teologi Lutheran. Diharapkan usai lulus dari sini, alumnusnya menjadi penginjil.
Kata guru-gurunya dalam kesaksin mereka di kanal televisi itu, Steven alih-alih memperdalam ilmu Alkitabnya. Ia justru bertanya sepanjang pelajaran. Berupaya mematahkan isi Alkitab. Terutama tentang siapa Yesus.
Pelan-pelan Steven mulai menghasut. Yang dihasut teman se-asramanya. Agar 'murtad' dan ikut langkahnya. Ia hanya bertahan setahun di sekolah itu. Sebelum pulang tanpa pamit. Lalu ke rumah keluarganya. Mencuri uang mereka. Dan menghilang.Â
Tiba-tiba saja ia muncul  di Madang. Di tengah hutan itu. Tempat ia mendirikan pusat pelayanan. Berbondong-bondong  orang ke sana. Untuk mendengar khotbahnya. Sebab ia menyebut diri sebagai "Yesus". Dengan segala privelese yang ia minta dari pengikutnya.
Salah satu yang ia minta adalah berhubungan sex dengan anak-anak di bawah umur, yang menurut Steven sebagai cara untuk membuka pintu surga. Ada yang ikhlas menyorongkan anak gadisnya demi janji surga. Ada pula yang melakukannya karena takut. Sebab Steven Tari mulai penuh intimidasi. Putri-putri ini menjadi "gadis bunga" yang tinggal di kompleks pelayanan. Serumah dengan sang "Yesus".