Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Steven Tari, "Si Yesus Hitam", Tipu-tipu Berkedok Agama

6 Agustus 2022   22:35 Diperbarui: 6 Agustus 2022   22:38 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Steven Tari ketika ditangkap (Sumber: Sky-News)

Karena itu kehadiran Steven adalah oase. Penawar dahaga terhadap hidup yang berat itu. Ia memberi mereka penghiburan. Janji keselamatan. Kelak. Di surga.

Sebab Steven mendaku dirinya anak Allah. Yang dikirim membebaskan kaum miskin dan tertindas. Dari penderitaan.

"Surga milik orang miskin. Milik orang susah. Bukan milik orang kaya!"

Demikian Steven mengutip Alkitab.

Ia minta tanah untuk mendirikan pusat pelayanannya. Juga uang. Juga makanan. Juga pelayanan sex. Pendek kata ia minta pelayanan apa saja kepada umatnya. Sebenarnya sampai di sini umatnya mesti sadar bahwa apa yang dibawa Steven bukan ajaran Kristen seperti pada umumnya. Ia berpamrih. Sesuatu yang 'menyerang balik'nya kelak.

Alih-alih bertanya. Ribuan umatnya  justru sangat fanatik. Mungkin ada sedikit yang kritis, tapi susah melawan. Dari sumber yang lain saya temukan, Steven bahkan dijaga oleh para pengawal bersenjata.

=000=

Dus, di pedalaman PNG dan Mikronesia, masih melekat keyakinan "kultus kargo" (Cargo cult) [1], yakni praktik religius yang meyakini bahwa, kekayaan material dapat diperoleh lewat sihir dan ritual serta praktik beragama. Kekayaan tersebut dikirim oleh dewa dan nenek moyang mereka.

Keyakinan ini berkembang pesat selama Perang Dunia II. Juga setelah itu. Mereka  melihat tentara Jepang dan Amerika Serikat membongkar kargo. Yakni perlengkapan perang dan makanan. Dalam peti-peti yang besar.

Ketika perang berakhir, markas militer ditutup. Kiriman barang berhenti. Konon untuk menarik lebih banyak pengiriman barang, pengikut kultus membuat ritual. Membuat tiruan landasan, pesawat, dan perlengkapan radio dari bambu atau bahan lainnya, dan meniru perilaku orang-orang di bandar udara. Semua seolah-olah!

Cilakanya, praktik ini dalam banyak kasus disertai tindakan kanibalisme. Korban dibunuh. Otaknya diambil. Disantap. Anggota tubuh yang lain dijadikan sup. Diyakini, habis menyantap tubuh manusia, mereka terhindar dari roh jahat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun