***
Pelarian Ghosn melibatkan kereta super cepat shinkanzen, jet pribadi dan kotak box.
Skenario sudah dirancang jauh-jauh hari. Secara matang. Dengan sempurna. Tentu saja, sekali lagi, melibatkan uang dalam jumlah besar.
Kantor berita AFP coba merangkai puzzle pelarian itu:
Berdasarkan rekaman kamera keamanan, Ghosn keluar dari kediamannya di Tokyo, di rumah yang dijaga ketat itu, pada 29 Desember 2019.
Ia menuju salah satu hotel di Tokyo. Ketemu dua orang warga AS. Mereka bertiga naik kereta cepat shinkansen. Dari Shinagawa ke Osaka. Di barat Jepang. Selama tiga jam.
Dekat Kansai International Airport ada hotel lain. Transit di sana. Ditengarai Ghosn di-packing di sini. Benar di-packing, sebab ia dimasukkan ke dadam kotak kayu.
Box yang dipakai biasanya untuk muat peralatan musik atau audio. Ghosn dibaringkan di dasar box. Yang sudah dilubangi. Supaya masih bisa bernafas.
Kamera keamanan memperlihatkan dua orang AS itu meninggalkan hotel. Sembari mendorong 'dua kotak besar'. Â Kemungkinan salah satunya berisi Ghosn.
Kedua box  akan dimuat dalam jet pribadi. Sebab itu, masuk bandara lewat jalur VVIP. Di mana-mana, jalur ini bisa dilewati tanpa pemeriksaan terlebih dahulu. Apalagi jika disertai "pelicin". Demikian kedua box itu.Â
Buat jaga-jaga, ukuran keduanya sengaja dirancang agar tak muat pada mesin X-ray bandara. Siapa tahu diminta melewati X-ray. Tapi nyatanya, tidak.