Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pendekar Kesehatan dari Bukit Iriliga (1)

3 Agustus 2022   18:43 Diperbarui: 3 Agustus 2022   19:01 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarah Uaga (kiri) dan Bapak Wamber Gomboh. Dua kader kesehatan dari Iriligi. Sarah menjadi penerjemah saya ketika itu (Dokpri)

Mereka punya babi sebagai sumber gizi dan komoditas ekonomi. Sialnya, kita selama ini mengukur segala kemajuan dari Jawa. Dilihat dengan kacamata Jakarta. Juga Papua dan rakyatnya selalu dilihat dari kacamata ini. Dan mereka dicap bodoh dan terbelakang.

Keramahan selalu tampil kapan saja, di mana saja di sini. Keramahan yang tulus. Bukan keramahan yang basa-basi. Maka ipere bakar mudah terulur dari dalam noken ibu-ibu. Itu bekal makan siang mereka di ladang. Agar kami yang masih berjalan jauh tak perlu kelaparan. Ikhlas!

Atau ada yang menahan kami agar menunggu barang sebentar saja. Lalu ia berlari-lari ke honainya. Kemudian datang menatang nampan berisi ipere bakar yang manis. 

Atau di lain rumah, si empunya rumah secara terburu-buru memetik buah markisa dari pohonnya. Ia mengulurkannya dengan wajah penuh senyuman, dan berujar, "Maaf, kami tidak bisa memberi apa-apa selain ini."

 Kala berpapasan di jalan, entah kenal atau tidak kenal, ringan sekali kami disapa dan diajak berjabat tangan. Rupanya berjabat tangan dan mengucapkan salam sudah mendarah daging. 

Pada jalanan yang menanjak tajam di Iriliga itu, mama-mama dengan noken yang penuh berisi ubi dan sayuran di kepalanya, selalu berhenti sekedar berjabat tangan dan mengucapkan salam. Keramahan orang kampung yang tulus. 

Tidak dibuat-buat. Sebab orang yang lewat di hadapannya adalah sesama yang perlu disapa. Homo homini socius!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun