Cardoso juga takjub pada gerakan  bola yang meliuk  'aneh' saat Garrincha mengambil tendangan bebas. Itulah "tendangan pisang" yang menjadi salah satu pengenal  Garrincha di dunia internasional.
Garrincha bergabung dengan Botafogo tahun 1953 dan bermain sebanyak 581 kali. Dia mengoleksi 232 gol sampai 1972. Setiap dia bermain stadion selalu penuh sesak. Mereka tidak saja datang melihat aksi-aksi dribbling-nya, tetapi juga tertawa terbahak-bahak  saat  dia mengecoh pemain lawan. Maka dia dijuluki The Chaplin of Football.Â
Â
 Bermain Dengan GembiraÂ
"Ketika Garrincha berada dalam penampilan terbaiknya, lapangan akan seperti arena sirkus. Bola yang digiringnya seperti seekor binatang sirkus yang patuh pada majikan. Pertandingan pun menjadi arena pesta kegembiraan," kata Eduardo seorang kolumnis olah raga di Rio de Janeiro.
Bermain bola dengan gembira, begitulah hukum tak tertulis yang tertanam dalam sanubari  anak-anak Brazil. Dengan bermain bola mereka sejenak melupakan kemiskinan yang melilit. Dengan bermain bola mereka merasa senasib sepenanggungan. Lapangan menjadi tempat di mana perbedaan klub, tinggi bayaran, dan berbagai perbedaan  luruh. Perasaan gembiralah yang memungkinkan  hal itu terjadi.
Dan kegembiraan sejati tidak pernah untuk dinikmati sendiri. Â Mengolah si kulit bundar adalah bagian dari kegembiraan bersama. Maka mereka bahu-membahu menggalang pertahanan atau menyerang daerah musuh.
"Kalau kita bermain dengan hati yang gembira, tanpa tekanan, seluruh potensi diri kita akan keluar di lapangan. Kita dapat bertahan dengan baik dan dapat menyerang dengan baik pula, karena ada kebersamaan di sana," kata Pele, legenda hidup sepak bola Brazil.
Kebersamaanlah yang memaksa pelatih Vicente Feola untuk memasukkan Garrincha dalam starting line-up Brazil pada final Piala Dunia 1958 di Swedia. Sebenarnya Feola masih enggan memasang "Si Burung Kecil" ini sebagai pemain utama, tetapi pemain-pemain mengancam mogok. Jadilah Garrincha bermain untuk pertama kali membela Brazil. Dia menjawab semua keraguan Feola dengan mengkreasi dua gol Brazil di partai final. Ia dijuluki "Anjo fe Pernas Tortas", alias malaikat berkaki bengkok.
Piala Dunia 1962 di Chile, Brazil hampir kehabisan napas setelah Pele cedera. Tetapi mereka masih memiliki Garrincha, Vava, Didi, Gilmar, dan Zagallo. Menang tipis atas Spanyol (2-1) di partai terakhir, Brazil lolos.
Di perempat final, Selecao bertemu Inggris yang diperkuat Bobby Charlton. Kali ini Garrincha membuat Inggris angkat koper lebih awal setelah dia  melesakkan dua gol dan Vava satu. Brazil menang 3-1.