Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam penerapan mata uang tunggal di ASEAN. Pertama-tama, Indonesia akan kehilangan kemandirian dalam menetapkan kebijakan moneter, karena kebijakan tersebut akan ditetapkan pada tingkat regional. Selain itu, perbedaan tingkat pengembangan ekonomi di antara negara-negara anggota ASEAN dapat menyulitkan menetapkan suku bunga tunggal yang optimal, yang berpotensi menghasilkan ketidakseimbangan ekonomi. Potensi inflasi juga menjadi kekhawatiran, terutama di negara-negara dengan mata uang yang lebih lemah seperti Indonesia.
Selain itu, pindah ke mata uang tunggal akan memerlukan biaya penyesuaian yang signifikan bagi bisnis, pemerintah, dan individu, yang dapat menjadi tantangan bagi negara dengan perekonomian yang lebih lemah seperti Indonesia. Selain itu, diperlukan tingkat koordinasi politik yang tinggi di antara negara-negara anggota ASEAN, yang dapat menjadi tantangan mengingat perbedaan sistem politik dan prioritas di wilayah tersebut. Oleh karena itu, sementara mata uang tunggal ASEAN memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi yang besar, penerapannya juga memerlukan perencanaan yang hati-hati dan kerja sama yang kuat di antara semua pihak terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H