Mohon tunggu...
VELaNDROMEDA
VELaNDROMEDA Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hidup di " Negeri Para Bedebah"

24 Februari 2018   22:38 Diperbarui: 24 Februari 2018   22:39 2129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darwis atau yang kita kenal sebagai Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di daerah pedalaman Sumatera. Dia lahir pada tanggal 21 mei 1979 dan kini telah menikah dengan Riski Amelia dan telah dikarunia seorang putra bernama Abdullah Pasai. Nama Tere Liye sendiri Darwis ambil dari Bahasa India yang memiliki arti untukmu. Sebenarnya tidak ada yang yakin benar namanya Darwis karena dia sendiri seolah-olah tidak ingin mempublikasikan kehidupannya. Nama itu ambil para penggemar berdasarkan email yang di jadikan sarana komunikasi dengan para penggemarnya yaitu darwisdarwis@yahoo.com.

                Tere Liye merupakan penulis yang cukup berkompeten dan aktif. Dia telah menghasilkan 19 karya yang kebanyakan telah menjadi best seller. Tulisan-tulisannya menjadi inspirasi banyak orang dalam menjalani hidup karena banyak kata-kata motivasi berharga yang mampu menumbuhkan semangat. Bagi kalian yang kurang suka dalam novel-novel romantis, Tere Liye juga membuat buku yang bertemakan tentang poilitik, keuangan, dan sangat cocok untuk menambah informasi kita tentang dunia jaman sekarang. Tere Liye berusaha memberikan sudut pandang lain ke para pembacanya untuk melihat dunia. Itulah mengapa banyak pembaca sangat menantikan karya-karya baru Tere Liye.

Unsur Ektrinsik dari novel "Negri Para Bedebah"

                Novel "Negri Para Bedebah" berisikan tentang masalah keuangan dunia. Masalah ini berawal dari jatuhnya Bank Semesta. Masalah ini semakin dipersulit karena Thomas membawa kabut Om Liem yang merupakan tersangka atas Bank Semesta. Di buku ini kata-kata yang digunakan Tere Liye menggambarkan pengetahuan dia yang cukup luas dengan dunia keuangan. Ternyata hal ini didasari karena Tere Liye adalah seorang akuntan dan masih bekerja di kantor karena dia masih lebih senang disebut sebagai akuntan.

                                Tak salah jika pada novel "Negri Para Bedebah" banyak kalimat yang menunjukan keahlian dan perdebatan soal keuangan. Contohnya pada saat Thomas menjadi pembicara di kongres tentang masalah keuangan, "Sayangnya, Om Teroris yang satu ini tidak bisa ditusuk dengan pisau. Presiden kalian, maksud saya presiden di meja pojok sana, bisa dengan mudah mengirim ribuan tentara, pesawat tempur, tank, bahkan kapal induk untuk memburu satu orang teroris. Khotbah tentang preventive strike memberikan rasa aman bagi segenap rakyat, mencegah teror meluas. 

Sial, Om Teroris yang satu ini bahkan tidak bisa dipegang batang lehernya. Bukan karena dia tidak bisa dilihat, tentu saja muasal kekacauan pasar modal dan pasar uang kita amat terlihat, tidak susah mengurai benang kusutnya. Kita tidak bisa menusuknya, karena kalau itu dilakukan, kita semua di sinilah yang pertama kali tertikam. 

Ketika nilai surat berharga semakin lama semakin menggelembung, harga selembar kertas bisa setara berkilo-kilo emas, padahal sejatinya dia tetap selembar kertas" (halaman 13.Terlebih ketika dia membicarakan tentang krisis ekonomi global pecah, "Semua meledak, ekonomi remuk, krisis ekonomi global pecah, dalam sekejap menjalar ke mana-mana. 

Bursa New York tumbang, memangkas kapitalisasi dunia miliaran dolar, disusul London, Frankfurt, Amsterdam, Paris. Dan hanya butuh sedetik berita mengerikan itu tiba di Bangkok, Singapura, Jakarta, Dubai, Sao Paolo, Sidney, bahkan Johannesburg. Semua orang panic, kontrak future harga minyak dan komoditas turun, perdagangan dunia terkulai, perekonomian melambat, banyak negara menyatakan reszesi. Bahkan banyak pula yang bergegas menyatakan bangkrut."(halaman 15).

            Tere Liye juga seolah mengambil permasalahan dunia sekarang yang sedang gencar-gencarnya. Seperti banyaknya investasi saham yang diibaratkan sebagai tambang emas bagi orang-orang. Mereka bersaing dengan ketat untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa melihat efek dan juga orang lain. 

Oleh karena itu Tere Liye seolah memberikan peringatan kepada kita yang diibaratkan sebagai bedebah agar berhati-hati dalam melakukan sessuatu. Ya karena seperti yang kita ketahui bahwa profesi Tere Liye yang sebenarnya adalah seorang akuntan maka dia dapat sedikit membagikan ilmunya kepada pembaca lewat kiasan dalam setiap kata dalam novel ini.

Unsur Intrinsik dari novel "Negri Para Bedebah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun