Mohon tunggu...
Alexander Janssen Panding
Alexander Janssen Panding Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Santa Ursula BSD

Pelajar SMA Santa Ursula BSD

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Tanda Tanya" (2011)

13 Maret 2022   03:05 Diperbarui: 13 Maret 2022   06:14 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Judul Film: Tanda TanyaSutradara : Hanung BramantyoProduser : Celerina Judisari & Hanung Bramantyo

Penulis : Titien Wattimena

Pemeran : Reza Rahadian, Revalina S. Temat, Agus Kuncoro, Endhita, Rio aaaaaaaaaaaaaaa Dewanto, Hengky Solaiman, Deddy Sutomo

Distributor: Dapur Film, Mahaka Pictures

Tanggal rilis: 07 April 2011

Durasi :102 menit

Sinopsis Film

Film ini menceritakan bagaimana kehidupan antar agama yang saling berdampingan dalam satu daerah. Diawali dengan kisah Menuk dan Soleh yang tengah menghadapi permasalahan dalam keluarganya. 

Disisi lain ada Rika yang merawat anaknya seorang diri dan berpindah agama mulai menyesuaikan diri akan keadaan yang dihadapinya. Ia ditemani oleh Surya yang tidak jelas keberlanjutan hidupnya. 

Juga ada Hendra yang mengambil alih restoran ayahnya karena ayahnya yang jatuh sakit, ia membuat perubahan besar-besaran terhadap restoran sang ayah terutama dalam kebijakan ayahnya yang bertoleransi tinggi terhadap agama lain, hal ini didasari oleh rasa marah dimilikinya. 

Perubahan yang Hendra lakukan tidak lain seperti melepas tirai putih yang dipasang untuk menutupi restoran saat masa lebaran, membuka restoran di hari kedua setelah lebaran, mendiskriminasi pelanggan muslim dan eksklusif memasakan daging babi yang dianggap tidak menghormati umat muslim. Hal ini yang kemudian memicu konflik antar agama di film ini.

Waktu pun berlalu. Dulu, Soleh yang merupakan pengangguran  kini memiliki pekerjaan sebagai Banser Nahdlatul Ulama. Rika, yang dikucilkan oleh masyarakat karena keputusannya lama--kelamaan mulai terbiasa. 

Dengan bantuan temannya, Surya menjadi bisa menyalurkan minatnya dalam seni peran. Hingga pada suatu peringatan natal di gereja mengantarkan Soleh menjadi pahlawan. 

Soleh, dengan penuh keyakinan, ia memeluk bom yang ia temukan di belakang bangku gereja dan berlari keluar hingga akhirnya jemaat gereja pun terselamatkan walaupun harus mengorbankan dirinya.

Isi Resensi Film

Film Tanda Tanya yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini  mengusung tema toleransi dalam kehidupan beragama diantara masyarakat. Di awal film diperlihatkan di satu daerah terdapat tiga rumah ibadah agama yang berbeda yang berdekatan. Warga yang tinggal disekitarnya juga berasal dari berbagai kepercayaan.

Dalam film ini ditujukan bahwa orang yang berasal dari beragam etnis dan agama bisa hidup berdampingan dalam damai. Lim Giok Lie yang merupakan etnis Tionghoa bisa sembahyang di rumah, sementara di lain sisi Menuk yang seorang Muslim menunaikan  salat di dekatnya. Berbeda etnis dan cara dalam beribadah kepada Tuhan bukanlah suatu penghalang untuk hidup berdampingan.

Isu lainnya adalah bercerai dan pindah agama yang dilakukan oleh Rika. Orang awam bisa dengan mudah menghakimi dirinya karena bercerai dan mengkhianati perkawinan, padahal ia bercerai karena ia diselingkuhi oleh suaminya dan nampaknya bakal diduakan alias dipoligami. 

Sementara ia pindah agama bukan karena mengkhianati tuhannya, tetapi merupakan bagian dari pencarian jati diri. Isu ini sangat sensitif sehingga menimbulkan kontroversi di masyarakat saat filmnya dirilis.  

Hal menarik lainnya adalah konflik batin yang ada dalam diri Soleh. Ia merupakan seorang suami yang hanya ingin dianggap berarti buat istrinya, Menuk. 

Soleh merasa minder karena ia merupakan pengangguran dan ia  tidak bisa menafkahi Menuk hingga Menuklah yang harus bekerja untuk mencari nafkah, bahkan ia juga pernah meminta cerai kepada Menuk. Keinginan Soleh untuk menjadi berarti itu juga yang menguatkan pilihannya untuk memeluk bom yang ia temukan saat menjaga gereja.

Dalam cerita yang di film Tanda Tanya, dua tokoh agama dari Katolik dan Islam yaitu Romo dan Ustad Wahyu, merupakan  sosok pemuka agama yang sangat bijak dan baik hati. Kebijakan Romo bisa dilihat saat ia  memberi penjelasan mengapa orang Islam memerankan Yesus itu bukan masalah. 

Kebijakan Ustad Wahyu terlihat saat memberi penjelasan kepada Surya saat terjadi pergolakan batin dalam dirinya.  Jika semua tokoh agama seperti mereka, masyarakat bisa hidup damai dalam perbedaan.

Film ini cocok untuk ditonton oleh orang yang sudah masuk masa SMA atau yang lebih tua. Film ini mengajarkan tentang perbedaan dalam masyarakat dan kehidupan bertoleransi. Film ini juga bisa membantu mengurangi sikap intoleransi yang ada pada masyarakat di Indonesia. 

Saat ini banyak kasus pertengkaran antar agama yang sedang terjadi. Barangkali film ini bisa menyadarkan kita, membuat kita bisa berintrospeksi sehingga masalah perpecahan antar agama dan toleransi yang mulai memudar diantara masyarakat dapat segera kembali seperti sedia kala.

Kelebihan

Film ini dikemas dengan latar tempat dan suasana yang berubah--ubah di setiap adegannya sehingga menjadi poin plus bagi penikmatnya, dimana dengan adanya keterangan waktu di setiap adegan membuat penonton lebih mudah dalam memahami maksud dari film.Permainan peran para aktornya pun tidak perlu diragukan lagi. mereka cukup lihai dalam mendalami tokoh yang diperankannya. 

Dialog yang diucapkan para tokoh sangat mencerminkan kultur yang ada latar tempat film tersebut yaitu di Semarang. Bahkan digunakan juga kata--kata yang khas daerah tersebut. 

Alur maju yang digunakan dalam film ini  pun membuat penikmat seakan penasaran tentang apa yang akan terjadi setelahnya. Amanat yang terkandung dalam film ini juga mudah untuk ditemukan.

Kekurangan

Film ini mengandung banyak kata kasar dalam dialog para tokohnya. Kata kasar ini juga tidak disensor oleh penerbit ataupun lembaga sensor. Selain itu dikarenakan umur film yang sudah cukup tua resolusi gambar menjadi berkurang. 

Penonton film mungkin akan mengeluhkan kejernihan gambar pada film ini.  Beberapa adegan dalam film ini juga tampak dilebih--lebihkan, seperti saat Soleh berlari keluar dari gereja dengan membawa bom di pelukannya. Adegan ini bisa dibilang terlalu dramatis.

Penutup

Dari film ini  kita akan mengetahui bahwa menjadi sosok yang bertoleransi tidak perlu mendapat pengakuan dari orang lain. Melainkan hanya perlu diimplementasikan dengan ucapan dan tindakan. 

Dengan tindakan kita yang memiliki toleransi, orang lain akan mampu menilai diri kita tanpa harus bertanya mengapa lagi. Sikap tersebut cukup dengan tindak tanduk, misalnya saat kita menjawab salam dari orang yang memiliki agama yang berbeda dengan kita. 

Kita menjawab bukan berarti kita meyakini apa yang ia yakini melainkan kita menjawab sebagai bentuk penghormatan dan timbal balik bagi yang mengucapkan salam kepada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun