Mohon tunggu...
Alexander Janssen Panding
Alexander Janssen Panding Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Santa Ursula BSD

Pelajar SMA Santa Ursula BSD

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Tanda Tanya" (2011)

13 Maret 2022   03:05 Diperbarui: 13 Maret 2022   06:14 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Kebijakan Ustad Wahyu terlihat saat memberi penjelasan kepada Surya saat terjadi pergolakan batin dalam dirinya.  Jika semua tokoh agama seperti mereka, masyarakat bisa hidup damai dalam perbedaan.

Film ini cocok untuk ditonton oleh orang yang sudah masuk masa SMA atau yang lebih tua. Film ini mengajarkan tentang perbedaan dalam masyarakat dan kehidupan bertoleransi. Film ini juga bisa membantu mengurangi sikap intoleransi yang ada pada masyarakat di Indonesia. 

Saat ini banyak kasus pertengkaran antar agama yang sedang terjadi. Barangkali film ini bisa menyadarkan kita, membuat kita bisa berintrospeksi sehingga masalah perpecahan antar agama dan toleransi yang mulai memudar diantara masyarakat dapat segera kembali seperti sedia kala.

Kelebihan

Film ini dikemas dengan latar tempat dan suasana yang berubah--ubah di setiap adegannya sehingga menjadi poin plus bagi penikmatnya, dimana dengan adanya keterangan waktu di setiap adegan membuat penonton lebih mudah dalam memahami maksud dari film.Permainan peran para aktornya pun tidak perlu diragukan lagi. mereka cukup lihai dalam mendalami tokoh yang diperankannya. 

Dialog yang diucapkan para tokoh sangat mencerminkan kultur yang ada latar tempat film tersebut yaitu di Semarang. Bahkan digunakan juga kata--kata yang khas daerah tersebut. 

Alur maju yang digunakan dalam film ini  pun membuat penikmat seakan penasaran tentang apa yang akan terjadi setelahnya. Amanat yang terkandung dalam film ini juga mudah untuk ditemukan.

Kekurangan

Film ini mengandung banyak kata kasar dalam dialog para tokohnya. Kata kasar ini juga tidak disensor oleh penerbit ataupun lembaga sensor. Selain itu dikarenakan umur film yang sudah cukup tua resolusi gambar menjadi berkurang. 

Penonton film mungkin akan mengeluhkan kejernihan gambar pada film ini.  Beberapa adegan dalam film ini juga tampak dilebih--lebihkan, seperti saat Soleh berlari keluar dari gereja dengan membawa bom di pelukannya. Adegan ini bisa dibilang terlalu dramatis.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun