Menempel-nempelkan pipiÂ
Dengan indah telingaÂ
Tipis rambut mu
Bibir yang pink anugrah sedari lahir itupun kau balutlagi pelembab bibir merk lokal, wah semakin mempesona!
Bibir pink menyasar seluruh wajah ku dan kamu berkata "Aku akan kecup rata wajah mu!"
aku tak akan membiarkan tindakan ini, akan aku balas juga di wajah kamu!
Setelah pipi bertemu pipi senyum ceria kita
Terasa nyaman sehangat suhu normal ya kira kira suhu 36CÂ
Eh ternyata kita sama-sama punya bakpau di kedua wajah kita
Padahal kita berdua lebih suka soto ayam yang warungnya bersembunyi di gang sempit
apa kita simpan bakpau ini atau malah kita donasikan saja, bagaimana menurut mu?
sesudah itu kita berselfie, mengabadikan ceria senyum dan hati kita juga mengabadikan keempat bakpau kita!
Hidung kita suka berdansa bersamaÂ
Iringan musiknya permintaan dari aku
Total empat lubang hidung kita berdua, mengatur nafas seakan semilir angin pantai kadang hangat kadang sejuk
Lalu kita jumlahkan mata kita menjadi empat mata iya empat mata yang menjadi satu
Aku duduk menghadap laptop kesayangan ku hendak menuliskan puisi ini berserta aroma vanila dari parfum ku yang sengaja ku semportkan,
Ketahuilah ibu ku baru saja lewat dan membaca pusisi ini terkaget-kaget aku saat menulisnyaÂ
Ibu ku tau wajah ku masih basah, mata ku masih terkantuk-kantuk  rambut ku masih acakan-ackan danÂ
Tentu saja aku ingin membasuh kerinduan ini
Kau tau tidak?Â
Itu tadi aku sedang bermimpi diri mu
Seperti itulah tingkah mu di dalam mimpi indah ku, manis bukan?
Lalu langsung ku whatsapp, ku tanyakan "Apakah kau baik-baik saja?"
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H